Memahami Definisi Kasih Tuhan

| Rabu, Maret 04, 2020 |

2 Yohanes 1: 6 "Dan inilah kasih itu, yaitu bahwa kita harus hidup menurut perintah-Nya. Dan inilah perintah itu, yaitu bahwa kamu harus hidup di dalam kasih, sebagaimana telah kamu dengar dari mulanya."

Alkitab mengatakan mengasihi harus menjadi pusat kehidupan kita. Maka, mari kita luangkan waktu sejenak untuk merenungkan apa sebenarnya kasih itu.

1. Alkitab mengatakan kasih adalah perintah.
Allah memerintahkan agar kita saling mengasihi, "Dan inilah kasih itu, yaitu bahwa kita harus hidup menurut perintah-Nya. Dan inilah perintah itu, yaitu bahwa kamu harus hidup di dalam kasih, sebagaimana telah kamu dengar dari mulanya" (2 Yohanes 1: 6).

Anda tidak selalu bisa mengendalikan perasaan Anda, dan Tuhan tidak akan pernah memerintahkan Anda untuk melakukan sesuatu tanpa Dia memberikan kuasa dan kemampuan untuk melakukannya. Maka itu artinya kasih bukanlah perasaan. Bayangkan ketika melihat seorang anak kecil yang menangis dan kesal, Anda berkata: "Aku perintahkan kamu untuk bahagia! Aku perintahkan kamu untuk berhenti menangis!" Anda tak bisa memerintahkan seseorang untuk merasakan hal-hal tertentu.

2. Alkitab mengatakan kasih adalah pilihan.
Alkitab berkata dalam 1 Korintus 14: 1, "Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat." Jika Anda "mengejar" sesuatu, artinya Anda membuat pilihan. Kasih adalah pilihan. Kita memilih untuk mengasihi atau tidak mengasihi.

Sudah tak terhitung lagi telah berapa kali saya bertemu pasangan suami istri yang mencoba membenarkan perpisahan atau perceraian mereka. Kata mereka, "Saya sudah tidak mencintai pasangan saya lagi" - seolah-olah keadaan itu benar-benar di luar kuasa mereka. Akan tetapi, bertindak di dalam kasih saat Anda enggan melakukannya sesungguhnya merupakan level kasih yang lebih tinggi dibanding ketika Anda melakukannya dengan kemauan sendiri.

Mudah untuk mencintai ketika bunga-bunga bermekaran, namun ujian kasih yang sejati Anda adalah di kala musim dingin, ketika banyak hal berat terjadi dalam hidup Anda. Pilihlah untuk mencintai terlepas dari apa yang Anda rasakan dan berikanlah orang lain apa yang ia butuhkan, bukan apa yang pantas ia terima. Pilihlah untuk mencintai orang lain sebagaimana Tuhan mencintai kita.

3. Alkitab mengatakan kasih adalah tindakan.
Kasih adalah sesuatu yang Anda lakukan. Alkitab berkata, "Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran" (1 Yohanes 3:18).

Setiap hari Tuhan memberikan kesempatan di sekeliling kita untuk menunjukkan kasih kita. Masalahnya adalah kita seringkali terlalu sibuk. Berapa kali Anda pernah berpikir, "Saya harus menelepon menanyakan kabar orang itu; Saya harus memotivasi orang itu di kantor; Saya harus membantu tetangga saya," tetapi kemudian Anda melewatkan kesempatan itu karena ada sesuatu yang lain muncul? Kasih mengambil peluang untuk melayani orang lain.

4. Alkitab mengatakan kasih adalah komitmen.
Alkitab berkata dalam 1 Yohanes 4:16, "Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia." Hubungan kita dengan Tuhan sebagian besar dipengaruhi oleh hubungan kita dengan orang lain.

Renungkan hal ini:
- Apa sifat kasih Allah yang dapat Anda terapkan pada hubungan Anda?
- "Anda tidak selalu bisa mengendalikan emosi, dan Tuhan tidak akan pernah memerintahkan Anda untuk melakukan sesuatu tanpa Dia memberikan kuasa dan kemampuan untuk Anda melakukannya." Bagaimana kebenaran ini dapat mendorong Anda ketika Anda mencoba untuk mengasihi orang-orang yang sulit atau yang memberikan kesulitan dalam hidup Anda?
- Apa artinya menjadi "satu di dalam hati kita dengan Allah"?


Bacaan Alkitab Setahun :
Bilangan 31-33; Markus 9:30-40


Jika kita berkomitmen untuk mengasihi dan tetap mengasihi, maka kita satu di dalam hati kita dengan Allah dan Dia akan tinggal di dalam kita -- sebab Allah adalah kasih.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top