Mengenai Kemarahan

| Kamis, September 15, 2011 |
Bacaan Hari ini :
Efesus 4:26 "Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu"
__________________________________________

Semua orang marah pada saat tertentu.
Satu-satunya perbedaan adalah bagaimana kita berurusan dengan hal itu: beberapa orang meledak, yang lain bungkam.
Beberapa orang mengungkapkan hal itu, orang lain menekannya.
Yang paling penting yang dapat Anda lakukan adalah mengakui bahwa Anda sedang marah.

Tuhan tidak melarang amarah.
Bahkan, dalam ayat hari ini Tuhan berkata, "Ungkapkan kemarahan".
Itu perintah yang cukup mudah diikuti.
Kadang-kadang kemarahan merupakan respons yang valid untuk kehidupan.
Dalam Perjanjian Lama, Tuhan marah.
Dalam Perjanjian Baru, Yesus marah.
Dia marah pada orang-orang munafik.
Kemarahan adalah emosi yang diberikan Tuhan.
Ini adalah energi yang emosional.
Jika Anda tidak pernah kesal oleh apa pun, Anda sebaiknya memeriksa denyut nadi Anda.
Bisa jadi Anda mati atau Anda tidak berhubungan dengan realitas.

Beberapa orang Kristen memiliki rasa bersalah yang palsu, "Saya seharusnya tidak pernah merasa ingin marah."
Itu bukan hanya tidak sehat, itu tidak Alkitabiah.
Tuhan berkata, "Jadilah marah, tetapi ketika Anda sedang marah, jangan berbuat dosa."
Kita harus mengakui bahwa kita sedang marah, tapi tidak boleh menggunakan kemarahan kita sebagai alasan untuk dosa.

Bukankah lucu bahwa kita benci untuk mengakuinya ketika kita sedang marah.
"Saya tidak berteriak!! Saya tidak marah!! Saya tidak gila!" - Kita menyangkal bahwa kita sedang marah.

Tetapi kenyataannya adalah, memendam kemarahan Anda tidak membuat Anda menjadi orang Kristen yang lebih baik daripada orang yang meledak.
Bagaimanapun memendam kemarahan itu salah dan ini merupakan cara yang tidak efektif untuk membuat orang lain mengerti sudut pandang Anda.

Saya percaya bahwa jika lebih banyak orang yang mengikuti instruksi ayat diatas, kita akan memiliki tingkat depresi yang lebih rendah dalam masyarakat kita.

Penyebab depresi nomor satu adalah kemarahan yang dipendam.
Jika Anda tidak mengungkapkan hal itu, Anda akan tetap akan meledak dan mengeluarkannya -- pada diri Anda sendiri atau orang lain.
__________________________________________

Bacaan Alkitab Setahun :
Amsal 22-24; II Korintus 9
__________________________________________

Mengungkapkan rasa marah kita adalah Alkitabiah, asal kita tidak berbuat dosa saat kita sedang marah.


(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top