Damai Sejahtera Bukan Berarti Bebas Masalah

| Kamis, Juni 05, 2014 |

Yohanes 14:27 "Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu."

Semua orang merasa memiliki, atau setidaknya mendambakan, kunci ketenangan jiwa.
Tempo hari saya melihat sebuah iklan parfum "Damai".
Yang dijanjikan produk ini ialah:
"Pakai dan rasakan kedamaian hati."
Coba Anda bayangkan, jika semudah itu mendapatkan ketenangan jiwa, maka Anda hanya perlu sedikit menyemprotkannya.

Ketenangan jiwa adalah sebuah konsep penting dalam kehidupan, sebab setiap orang akan melakukan apa pun untuk menemukannya.
Ada yang berlibur ke tempat-tempat eksotis, tanpa peduli dengan biayanya yang fantastis.
Ada yang mencium aroma-aroma yang merelaksasi pikiran.
Ada yang mencoba ritual-ritual kepercayaan.
Manusia akan mencoba segala macam hal demi mendapatkannya.

Tapi sebenarnya, sangat sedikit orang di dunia ini yang berdamai dengan diri mereka sendiri.
Kebanyakan orang memiliki tingkat stres, kecemasan, atau tekanan yang tinggi dalam hidup mereka.
Sebagai seorang pendeta, saya mendapati tiga hal yang merampas damai sejahtera kita:

Pertama, ketika keadaan tak terkendali, kita sering kehilangan damai sejahtera.
Banyak hal terjadi di luar kendali Anda.
Anda terjebak di kemacetan lalu lintas selama berjam-jam, sehingga melewatkan satu acara penting.
Sepasang suami istri berusaha mati-matian mendapatkan seorang bayi, tapi tetap tidak berhasil.
Ketika hal-hal ini-baik besar atau kecil-terjadi, kita merasa frustrasi dan kehilangan kedamaian hati.

Kedua, ketika orang-orang tidak bisa diubah, biasanya kita kehilangan damai sejahtera.
Pada dasarnya, orang akan menolak perubahan.
Dan mereka benci ketika kita mencoba mengubah mereka.
Itu cara tercepat yang menyebabkan kita hilang kesabaran, sebab kebanyakan orang, begaimana pun juga, tidak akan berubah.

Ketiga, ketika ada masalah yang tak dapat dimengerti, damai sejahtera kita amat mudah hilang.
Kita tahu bahwa hidup ini tidak adil.
Tidak semua orang punya hidup yang bahagia.
Ada hal-hal yang tidak selalu berjalan mulus.
Dan yang semakin memperparah keadaan adalah saat kita tidak tahu alasannya.
Dan ketika kita tidak tahu, kita biasanya menjadi cemas, gelisah dan stress, dan kita juga kehilangan damai sejahtera.

Allah telah menjanjikan ketenangan jiwa, karena itu merupakan kebutuhan dasar manusia.
Salah satu nama Ibrani dari Allah adalah Jehova Shalom.
"Shalom" berarti damai.
"Jehova Shalom" berarti "Allah sumber damai sejahtera."
Yesus berkata dalam Yohanes 14:27, "Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.

Jika Dia berkata, "Aku menawarkanmu anugerah damai sejahtera," maka Dia benar-benar mengatakannya.
Ini bukan sesuatu yang bisa didapat dengan berusaha.
Ini bukan sesuatu yang layak kita terima, ini bukan hasil coba-coba.
Anda tidak bisa mengemis atau memohon untuk mendapat damai sejahtera dari apa pun di bumi ini.

Renungkan Hal ini

Keadaan-keadaan yang tak terkendali apa yang akhir-akhir ini telah merampas damai sejahtera Anda?

Menurut Anda, mengapa Allah membolehkan kita mengalami masalah?

Apa hasil dari hidup dalam damai sejahtera?

Bacaan Alkitab Setahun :
2 Tawarikh 23-24; Yohanes 15

Damai sejahtera tidak ada hubungannya dengan hidup yang bebas masalah. Ini ialah anugerah yang harus Anda terima, dan Allah menyediakannya untuk Anda hari ini.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top