Tinggal Di Lodebar

2 Samuel 9:11,13 Berkatalah Ziba kepada raja: "Hambamu ini akan melakukan tepat seperti yang diperintahkan tuanku raja kepadanya." Dan Mefiboset makan sehidangan dengan Daud sebagai salah seorang anak raja. Demikianlah Mefiboset diam di Yerusalem, sebab ia tetap makan sehidangan dengan raja. Adapun kedua kakinya timpang.

Alkitab mengatakan bahwa ketika Daud mencari anak Yonatan untuk menunjukkan kasih yang dari Allah padanya, Mefiboset tengah tinggal di satu daerah terpencil bernama Lodebar. Nama Lodebar itu sendiri berarti "tanpa harapan. Tak ada yang mau tinggal di sana. Tanahnya kering dan suram, tempat yang tak bagus untuk di huni.

Tapi di mana kita saat Yesus Kristus menemukan kita? Kita bak tinggal di Lodebar, sebuah tempat yang kering kerontang. Dan seperti Daud yang mencari Mefiboset, Yesus Kristus datang mencari kita. Perlu dicatat bahwa bukan Mefiboset yang mencari Daud, tapi Daud yang mencari Mefiboset. Itu mungkin tidak terlalu digambarkan jelas, tapi memang seperti itu adanya. Daud ingin menjalin hubungan dengan dia. Kita membaca dalam 2 Samuel 9:5, "Sesudah itu raja Daud menyuruh mengambil dia (Mefiboset) dari rumah Makhir bin Amiel, dari Lodebar. Daud gigih mencari Mefiboset. Dia tak menyerah mencarinya.

Ini merupakan sebuah pengingat bagi kita bahwa kita harus menjangkau teman-teman kita, tetangga, dan bahkan musuh yang tidak mengenal Kristus. Mereka mungkin tidak tahu jika mereka tengah tinggal di Lodebar, di tempat yang kering - terpisah dari Allah. Oleh sebab itu, kita perlu meminta Allah untuk memunculkan satu dorongan yang menggebu-gebu dalam hati kita. Kita semua pasti tahu orang-orang yang membutuhkan diri kita untuk datang membantu mereka. Itulah apa yang Daud lakukan. Dan itu juga yang perlu kita lakukan.

Bacaan Alkitab Setahun :
Yeremia 8-12; Kolose 4

Minta kepada Allah agar Anda punya dorongan yang kuat untuk dipakai oleh-Nya membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan (Diterjemahkan dari Daily Devotional by Greg Laurie).

| Jumat, Oktober 16, 2015 |

Hidup Dengan Tuhan

Kisah Para Rasul 11:23 Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan,

Jika Anda diminta untuk melengkapi kalimat "Tujuan hidup saya adalah..." apa jawab Anda? Sebagai orang Kristen, saya yakin tanpa pikir panjang kita menjawab, "Allah." Tapi mari kita jujur - dan tak hanya berpendapat bahwa apa yang kita pikirkan adalah hal yang benar untuk diucapkan. Apa yang menjadi tujuan hidup Anda sebenarnya?

Dengan kata lain, di mana Anda menyalurkan sebagian besar energi Anda? Apa yang paling Anda pikirkan? Apa hal yang paling penting buat Anda? Beberapa orang, jika jujur, akan menjawab, "Tujuan hidup saya adalah untuk bersenang-senang. Beberapa orang mungkin menjawab, Tujuan hidup saya adalah untuk merasakan kegembiraan. Yang lainnya mungkin berkata, "Tujuan hidup saya adalah untuk menjadi sukses." Yang lainnya mungkin menjawab, "Tujuan hidup saya adalah adalah untuk punya banyak uang."

Kitab Kisah Para Rasul memberitahu kita bahwa ketika Barnabas datang ke Antiokhia, ia mendorong orang percaya di sana "Supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan (Kisah Para Rasul 11:23b). Paulus menyatakan, Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, (Filipi 3:10) Paulus tahu ke mana ia akan pergi saat ia mati. Dan jika Anda tidak tahu ke mana Anda akan pergi setelah mati, maka Anda tak akan pernah tahu. Paulus pada dasarnya berkata, "Tujuan hidupku adalah untuk mengenal Dia.Ya, ada hal-hal lain yang ku lakukan, tapi tujuan utamaku adalah untuk menjadi erat, dalam dan mengenal Allah secara pribadi.

Apakah itu juga menjadi tujuan hidup Anda saat ini?

Bacaan Alkitab Setahun :
Yesaya 63-66; Kolose 2 : 16-23

Milikilah hidup dengan tujuan yang jelas dan melekat erat kepada hati Allah Bapa (Diterjemahkan dari Daily Devotional by Greg Laurie).

| Kamis, Oktober 15, 2015 |

Berdiri Teguh

1 Korintus 16:13 Berjaga-jagalah! Berdirilah dengan teguh dalam iman! Bersikaplah sebagai laki-laki! Dan tetap kuat!

Akan datang saat-saat dalam kehidupan kita semua di mana iman kita akan diuji. Akan ada saat-saat ketika apa yang kita percaya akan ditantang. Akan ada godaan untuk melakukan hal-hal yang salah.

Kita mungkin bertanya pada diri sendiri, Apakah iman saya bisa tetap kuat saat hal ini terjadi? Itu terserah Anda sepenuhnya, bukan tergantung Tuhan. Dia ingin Anda tetap teguh, tetapi Dia tidak akan memaksakannya. Dia akan memberi apa yang Anda butuhkan. Dia akan memberi Anda kuasa untuk melawan pencobaan itu. Dia bahkan akan memberi Anda jalan keluar. Namun Anda harus bekerja sama dengan-Nya. Ada beberapa hal yang hanya bisa dilakukan oleh-Nya. Dan ada beberapa hal yang hanya bisa dilakukan oleh Anda.

Hanya Allah yang bisa mengampuni dosa Anda. Tapi hanya Anda yang bisa membuat diri Anda jatuh ke dalam dosa. Hanya Allah yang bisa memberi Anda kekuatan untuk mengubah hidup Anda. Tetapi Anda juga harus bersedia untuk hidup Anda diubahkan. Anda perlu bekerja sama dengan-Nya. Dia tidak akan memaksa Anda untuk menolak apa yang jahat. Tapi Anda harus bersedia untuk memaksa diri Anda sendiri untuk melawannya, kemudian pegang kekuatan yang telah Ia beri. Sikap yang Anda ambil hari ini akan menentukan sikap yang akan Anda ambil esok.

Ketika membangun rumah, waktu yang paling penting bukanlah saat Anda memasang karpet atau ketika mengecat, tetapi saat Anda memancangkan fondasi rumah. Jika Anda tidak memasangnya dengan benar, maka semua dekorasi tambahan rumah Anda akan sia-sia. Fondasi atau landasan iman Anda haruslah benar agar hari ini Anda dapat mempersiapkan sikap seperti apa yang akan Anda ambil esok hari.

Bacaan Alkitab Setahun :
Yesaya 58-62; Kolose 2 : 1-15

Sikap yang Anda ambil hari ini akan menentukan sikap yang akan Anda ambil esok (Diterjemahkan dari Daily Devotional by Greg Laurie).

| Senin, Oktober 12, 2015 |

Beranikan Dirimu

Kisah Para Rasul 23:11 Pada malam berikutnya Tuhan datang berdiri di sisinya dan berkata kepadanya: "Kuatkanlah hatimu, sebab sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian jugalah hendaknya engkau pergi bersaksi di Roma."

Bahkan orang Kristen yang paling berkomitmen sekalipun juga mengalami saat-saat ketika rasa takut dan khawatir datang melanda. Kecemasan dapat menguasai kita. Mungkin kita takut akan masa depan kita. Mungkin kita putus asa atau khawatir akan hari esok. Jika itu yang Anda rasakan, Anda mungkin akan terkejut mengetahui bahwa bahkan rasul Paulus pun pernah dicekam oleh perasaan ini.

Setelah sampai di Yerusalem, Paulus dikurung di sel penjara yang dingin, lembab, dan gelap. Semua ini terjadi sebagai akibat dari penginjilannya yang begitu berani. Kisah 23:11 memberitahu kita, Pada malam berikutnya Tuhan datang berdiri di sisinya dan berkata kepadanya: "Kuatkanlah hatimu, sebab sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian jugalah hendaknya engkau pergi bersaksi di Roma."

Ungkapan kuatkanlah hatimu lebih tepatnya bisa diterjemahkan menjadi beranikan dirimu. Setiap kali kita membaca dalam Alkitab, ketika malaikat Tuhan muncul, mereka berkata, "Jangan takut.Kata-kata ini biasanya dikatakan pada seseorang ketika ia takut. Jadi saya menyimpulkan bahwa ketika Allah menjumpai Paulus dan berkata, Kuatkanlah hatimu," sang rasul tengah membutuhkan kata-kata penyemangat pada saat itu.

Kadang sepertinya hanya Allah satu-satunya yang membela kita. Sama halnya dengan Paulus, ketika semua orang meninggalkannya, Yesus saja sudah cukup menemaninya. Ketika semua orang menghina dirinya, senyum Yesus saja sudah cukup menenangkannya. Meski keadaan yang ia hadapi amat tidak mengenakkan, saya yakin Paulus tahu bahwa lebih baik baginya berada di penjara itu bersama Allah, ketimbang berada di tempat lain tanpa-Nya.

Saat ini Yesus pun ada di penjara Anda, apapun bentuknya dan dimanapun penjara tersebut. Dan Dia tahu pergumulan apa yang tengah Anda hadapi.

Bacaan Alkitab Setahun :
Yesaya 52-57; Kolose 1 : 15-29

Meski keadaan yang Anda hadapi amat tidak mengenakkan, percayalah bahwa Yesus selalu menyertai Anda (Diterjemahkan dari Daily Devotional by Greg Laurie).

| Senin, Oktober 12, 2015 |

Ketakutan Yang Sehat

Mazmur 111:10 Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, semua orang yang melakukannya berakal budi yang baik. Puji-pujian kepada-Nya tetap untuk selamanya.

Kita semua tahu seperti apa rasanya dicengkeram oleh ketakutan. Kita semua tahu bagaimana sensasi ketika kita gemetar, ketika mulut kita kering, dan ketika bulu kuduk kita berdiri.

Ketakutan memiliki teman dekat yang bernama kekhawatiran, dan keduanya sering bekerja sama. Kita bisa terbawa dalam permainan pikiran bagaimana jika : Bagaimana jika ini terjadi? Bagaimana jika itu terjadi? Penelitian medis terkini telah membuktikan bahwa kekhawatiran benar-benar dapat melemahkan resistensi tubuh kita terhadap penyakit, bahkan dapat memperpendek hidup kita. Charles Mayo, pendiri Mayo Clinic, mengatakan bahwa ia tidak pernah melihat orang mati karena terlalu banyak bekerja, yang sering ia lihat ialah banyak orang mati karena kekhawatiran.

Terlalu sering kita takut akan hal-hal yang salah dalam hidup ini, tapi kita tidak takut akan hal-hal yang benar-atau lebih tepatnya kepada Sang Kebenaran. Kita tidak takut akan Allah. Namun Alkitab memberitahu kita bahwa takut akan Tuhan adalah awal dari hikmat. Tapi apa artinya?

Takut akan Tuhan bukan berarti meringkuk ketakutan di hadapan-Nya. Sebaliknya, takut akan Tuhan didefinisikan sebagai ketakutan yang sehat, takut tidak menyenangkan hati-Nya. Jadi apabila kita membuat dosa, kita bukannya harus takut akan hukuman yang Ia beri, tetapi kita mestinya takut akan apa yang telah kita perbuat pada-Nya. Itulah yang dinamakan takut akan Tuhan.

Hal luar biasa mengenai takut akan Tuhan adalah bahwa ketika Anda takut akan Dia, Anda tak takut akan hal-hal yang lainnya. Sebaliknya, jika Anda tidak takut akan Dia, itu berarti Anda takut akan hal-hal yang lainnya.

Bacaan Alkitab Setahun :
Yesaya 48-51; Kolose 1 : 1-14

Ketakutan dan kekhawatiran hidup akan membuat Anda semakin tidak takut kepada Allah namun Anda lebih takut kepada hal lainnya (Diterjemahkan dari Daily Devotional by Greg Laurie).

| Minggu, Oktober 11, 2015 |

Allah Akan Mendengar Allah Jika Anda Mau

Ulangan 4:29 Dan baru di sana engkau mencari TUHAN, Allahmu, dan menemukan-Nya, asal engkau menanyakan Dia dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu.

Anda tidak akan mendengar Allah kecuali jika Anda benar-benar menginginkannya. Saya tidak mengatakan ini opsional. Saya tidak mengatakan alangkah lebih baik jika Anda mendengar-Nya. Ini keharusan!

Allah tidak memberitahu rencana-Nya atas hidup Anda jika Anda ingin memperdebatkannya. Allah tidak memberitahu visi-Nya atas hidup Anda jika Anda ingin mendiskusikannya terlebih dahulu. Allah tidak memberitahu apa tugas Anda di muka bumi ini agar Anda bisa berkata, Saya pikir-pikir dulu, Tuhan.

Tidak! Mendengar Allah ialah satu keharusan. Anda harus berkata, Saya harus tahu mengapa saya ada di Bumi ini. Saya harus tahu apa yang Engkau mau saya lakukan dengan hidup saya. Saya harus mendengar suara-Mu. Saya harus mendapat nubuat dari-Mu.

Raja Daud menulis dalam kitab Mazmur, Aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada dalam dadaku. Hancur jiwaku karena rindu kepada hukum-hukum-Mu setiap waktu (Mazmur 40:8, Mazmur 119: 20).

Daud begitu bersukacita saat menyatakannya, yang paling ia inginkan adalah memuliakan Allah. Taat dan mengikut Allah bukanlah hal yang opsional. Itu satu-satunya yang ingin Daud lakukan. Dia menggunakan kata-kata mencari Allah seperti, "Aku rindu, Aku mendambakan, dan "Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair.

Banyak orang berseru kepada Allah, tapi tak pernah mendengar atau mendapat nubuat dari-Nya. Bagi mereka, doa adalah sebuah monolog. Bukankah Anda tidak bisa menjalin hubungan hanya dengan monolog. Bagaimana jika saya menikah dengan istri saya, berbicara dengannya, tapi dia tidak pernah merespon saya? Itu bukan sebuah hubungan. Anda harus berkomunikasi. Berbicara kepada-Nya dalam doa sama pentingnya dengan mendengarkan-Nya dan membiarkan Dia berbicara pada Anda. Bagaimana agar bisa mengalaminya? Pertama, Anda harus sungguh-sungguh menginginkannya lebih dari apa pun.

Ulangan 4:29 mengatakan, Dan baru di sana engkau mencari TUHAN, Allahmu, dan menemukan-Nya, asal engkau menanyakan Dia dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu. Dijamin!

Renungkan hal ini: 

Apa hal yang paling Anda inginkan dalam hidup? Bagaimana hidup Anda mencerminkan kerinduan itu?

Bersediakah Anda menyatakan jika Anda benar-benar menginginkan Kristus? Bagaimana Anda bisa memupuk semangat itu dalam hidup Anda?

Dengan sikap apa biasanya Anda meminta bimbingan kepada Allah? Apakah Anda siap untuk menanggapi jawaban-Nya dengan ketaatan?

Bacaan Alkitab Setahun :
Yesaya 25-28; Filipi 1 : 12-30

Ketika Anda benar-benar ingin mencari-Nya, Anda akan mendengar suara-Nya. (Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren).

| Minggu, Oktober 04, 2015 |

Ketaatan Tanpa Kekuatiran

Filipi 4:6-7 "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus."

Apabila Anda merasa terbebani atau bingung dengan keputusan yang harus Anda buat, Anda mungkin akan lebih fokus pada diri sendiri, bukan pada suara Allah. Alkitab mengatakan, "Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera" (1 Korintus 14:33). Dia tidak menciptakan Anda untuk bingung. Jika saat ini Anda merasa gundah, Anda tahu penyebabnya? Bukan suara Tuhan yang saat ini tengah berbicara dalam hidup Anda.

Bila Anda seorang ayah atau ibu, apakah Anda mau anak Anda merasa terbebani atau bingung saat Anda menyuruh mereka mengerjakan sesuatu? Tidak. Tentu Anda ingin mereka mengerti apa yang harus dkerjakan, kemudian meresponnya dengan taat, bukan? Allah Bapa juga mengharapkan yang sama dari dan untuk kita.

Satu-satunya waktu di mana merasa tertekan menjadi hal yang wajar yaitu ketika Allah meminta Anda melakukan sesuatu dan Anda terus berkata "tidak." Tekanan itu pasti akan kian membesar. Tetapi selalu ada damai sejahtera saat Anda berkata "ya" atas kehendak Allah untuk hidup Anda.

Setan ingin menggerakkan kita dengan tak terkendali, namun Allah ingin menarik kita dengan penuh kasih. Setan ingin memanfaatkan tekanan yang Anda rasakan dan memakainya untuk menyetir hidup Anda. Tetapi Allah adalah Gembala yang Baik. Dia mau menarik kita lebih dekat kepada-Nya dan kepada damai sejahtera.

Peter Lord pernah berkata, "99 persen yang ingin Allah sampaikan pada Anda berisikan kata-kata yang memberi harapan." Apabila yang Anda dengar dari Firman-Nya hanya pesan-pesan yang negatif, maka ada yang salah.

Jika Anda merasa bahwa Allah menyuruh Anda melakukan sesuatu namun Anda begitu khawatir karenanya, maka ada kekacauan di sana. Ada yang salah.

Alkitab mengatakan, "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus" (Filipi 4:6-7).

Renungkan hal ini:

Keputusan apa yang membuat Anda gundah atau tertekan? Apakah Anda percaya itu adalah sesuatu yang Allah minta Anda lakukan ?

Menurut Filipi 4:6-7, apa yang harus Anda lakukan ? 

Apa yang telah Allah minta Anda lakukan namun belum Anda kerjakan? Apa akibatnya ?

Bacaan Alkitab Setahun : Yesaya 20-24; Filipi 1 : 1-11

Selalu ada damai sejahtera saat Anda berkata "ya" atas kehendak Allah untuk hidup Anda. (Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren).

| Minggu, Oktober 04, 2015 |

Ide Pendukung Alkitabiah

Lukas 21:33 Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu."

Kita sering bertanya-tanya apakah sebuah ide yang muncul di kepala kita merupakan instruksi dari Allah, tipu muslihat setan, atau hanya kehendak kita. Amatlah penting bagi kita untuk membedakan dan memahami suara Tuhan, sebab itu bisa membawa dampak yang abadi.

Manusia sering menimpakan kesalahan pada Allah atas kejahatan atau keburukan. Mereka berkata, Tuhan yang menyuruhku melakukannya! Alkitab mengatakan dalam 1 Yohanes 4: 1, "Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia.

Apakah pemikiran yang muncul di benak Anda sekarang seturut dengan Alkitab ? Kehendak Allah tak akan pernah bertentangan dengan Firman-Nya. Dia tidak berkata satu hal, kemudian berubah pikiran dan mengatakan hal lain. Jika Dia berfirman, maka itu benar, dan akan selalu benar.

Allah itu konsisten. Dia tidak plin plan. Dia tidak berubah pikiran. Dia tidak akan pernah menyuruh Anda untuk melanggar prinsip yang Ia telah Ia katakan dalam Firman-Nya - Alkitab.

Maka, pertanyaan pertama yang perlu Anda tanyakan adalah, "Apakah ide ini sejalan dengan apa yang telah Allah firmankan? Jika apa yang ada dalam pikiran Anda bertentangan dengan yang Ia katakan dalam Alkitab, maka itu salah.

Yesus berkata dalam Lukas 21:33, Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu! Sebab akan datang kesesakan yang dahsyat atas seluruh negeri dan murka atas bangsa ini, Firman Tuhan itu kekal sebab kebenaran tak pernah berubah. Jika ada sesuatu yang benar 5.000 tahun yang lalu, maka itu benar 1.000 tahun yang lalu, itu benar hari ini, dan itu akan tetap benar 5.000 tahun kemudian.

Banyak orang menyatakan, Allah berfirman, saya percaya, dan terjadilah. Tidak! Yang benar adalah Allah berfirman, dan terjadilah - tak peduli apakah Anda mempercayainya atau tidak!

Jika Allah menyuruh Anda untuk melakukan sesuatu, maka Dia tidak akan pernah melanggarnya. Pertanyaan pertama yang harus dijawab adalah, "Apakah ide ini selaras dengan Firman Tuhan ?"

Renungkan hal ini:

Apa yang selama ini Anda percaya bahwa Allahlah yang meminta Anda melakukan sesuatu ?

Apakah instruksi tersebut bertentangan dengan Alkitab? Bagaimana Anda mengetahuinya ?

Bagaimana cara Anda berjalan lebih dekat lagi dengan Allah sehingga Anda bisa lebih mudah memahami dan membedakan mana perintah Allah dan mana kehendak Anda ?

Bacaan Alkitab Setahun :
Yesaya 16-19; Efesus 6

Allah berfirman, dan terjadilah - tak peduli apakah Anda mempercayainya atau tidak! (Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren).

| Jumat, Oktober 02, 2015 |
Back to Top