Sukacita Bagi Semua Orang

| Minggu, Maret 31, 2013 |
Galatia 5:22-23 "Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu."

Seperti yang telah jelaskan beberapa hari lalu, sukacita tidak muncul secara alami pada kepribadian saya.
Saya telah lama bergumul dengan depresi ringan.
Mudah bagi saya untuk menyimpulkan bahwa sukacita itu tidak tersedia bagi orang seperti saya.
Kita tergoda untuk berpikir bahwa orang-orang dengan keputusasaan dan depresi, baik itu yang ringan atau berat, untuk melupakannya begitu saja, dan sebaliknya dengan senang membiarkan orang-orang konyol memiliki sukacita.

Ada banyak bahasan mengenai tipe kepribadian dan bagaimana mereka mempengaruhi kita.
Tapi saya ingin satu kesimpulan yang lebih sederhana.
Saya sudah mengabaikan banyak bahasan yang pernah saya dengar tentang tipe kepribadian, dan menggolongkannya ke dalam "Sekolah Kepribadian Winnie the Pooh."

Tigger: Orang-orang dengan kepribadian Tigger ini lincah, ceria, segar, mengasyikkan, menyenangkan.
Mereka menjalani hidup ini meloncat-loncat dengan pegas di kaki mereka.
Mereka tertawa dengan kencang di pesta-pesta, mereka menceritakan lelucon, dan mereka menganggap semua orang adalah sahabat mereka.
Bahkan jika mereka tidak ingat nama Anda, Anda tetap menjadi sahabat mereka.
Tentu saja, sukacita datang dengan mudah kepada mereka bukankah begitu?

Winnie the Pooh: Orang-orang dengan kepribadian ini lemah lembut dan tidak terlalu bersemangat akan hal apapun tapi biasanya punya tatapan yang ramah.
Mereka cenderung mengalami kesulitan dalam memutuskan sesuatu.
Mereka biasanya dengan senang hati membiarkan orang lain membuat keputusan.
Jika Anda mengajak mereka makan siang dan bertanya menu yang ingin dipesan, mereka akan merespon, "Oh, terserah kamu saja."

Rabbit: Orang-orang dengan kepribadian ini adalah orang yang paling senang mengerjakan tugas.
Selesaikan, lakukan dengan benar, selesaikan sekarang juga.
Si Rabbit punya segunung daftar tugas, dan mereka tidak akan membiarkan apa pun mengganggu pekerjaan mereka.
Mereka biasanya bukan orang-orang yang cocok diajak bicara setelah Anda mengalami hari yang berat.
Mereka cenderung mengatakan kepada Anda untuk "Diam, dan hadapi saja."
Saya tidak begitu yakin apakah si Rabbit ini pernah mengalami banyak sukacita sebelumnya.
Kalaupun mereka pernah merasakannya, itu biasanya berkaitan dengan selesainya tugas.

Eeyore: Orang-orang dengan kepribadian ini adalah favorit saya.
Eeyore adalah pemikir, orang-orang yang serius.
Mereka membawa awan mendung di atas kepala mereka sepanjang waktu.
Mereka memikirkan dan mengungkapkan sesuatu dengan begitu mendalam.
Mereka bisa merasa cukup terganggu dengan si Tigger konyol yang tidak berhenti tersenyum.
Bagi si Eeyore, sukacita tampaknya suatu hal yang cukup sulit dipahami di dunia ini.

Tetapi bukan itu yang diajarkan Alkitab.
Sukacita adalah untuk semua orang, termasuk si Tigger, si Rabbit, si Winnie the Pooh, dan bahkan untuk orang-orang pemuram seperti Eeyore.

Sukacita adalah hak asasi kita atas pemberian Roh Kudus.
Ia berasal dari hal yang terhubung dengan Allah.
Galatia 5:22 mengatakan bahwa buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan.

Ayat ini tidak mengatakan bahwa sukacita hanya diberikan bagi mereka yang kepribadian alaminya memang mudah merasakan sukacita.
Tidak, ayat di atas menerangkan bahwa sukacita itu tersedia bagi semua orang yang berada di dalam Kristus Yesus, dan yang hidupnya penuh dengan Roh Kudus.

Ayat ini memberi saya harapan.
Ia membuat saya ingin senantiasa mengharapkan sukacita.

Bagaimana Anda menggambarkan kepribadian Anda?
Bagaimana Anda menunjukkan buah atas menjadi pengikut Kristus, termasuk sukacita?
____________________________________

Bacaan Alkitab Setahun :
Hakim-hakim 11-12; Lukas 6:1-26
____________________________________

Sukacita adalah hak asasi kita atas pemberian Roh Kudus. Ia berasal dari hal yang terhubung dengan Allah.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Kay Warren)
____________________________________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top