Bagaimana Anda Dapat Kembali Kepada Allah?

Yeremia 29:13 "Apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati,"

Saya tidak tahu kabar Anda hari ini. Anda mungkin berada jauh dari Tuhan. Mungkin Anda belum kembali ke gereja selama bertahun-tahun, atau mungkin Anda jauh dari-Nya selama satu atau dua bulan ini. Mungkin Anda pernah berpikir seperti ini di salah satu minggu-minggu tersebut, "Saya benar-benar tidak merasakan kehadiran Tuhan dalam hidup saya." 

Tapi, kita semua ingin dekat dengan Tuhan.

Lalu bagaimana caranya kembali kepada-Nya?

Berikut ini jalan kembali kepada transformasi spiritual — ada tiga hal yang perlu Anda lakukan untuk kembali kepada Tuhan.

1. Merasa lelah dengan hidup Anda.

Tidak ada yang akan terjadi dalam hidup Anda sampai Anda merasa tidak puas dengan keadaan Anda, sampai Anda berkata, "Aku tidak suka ini. Aku lelah dengan semua tekanan yang tak kunjung henti ini. Aku lelah terus-menerus merasa frustasi. Aku lelah terus-menerus bekerja terlalu banyak. Aku lelah merasa jauh dari Tuhan."

Mengapa Tuhan membiarkan Anda sampai kepada titik itu? Karena Dia menyayangi Anda apa adanya, tetapi karena Dia begitu mengasihi Anda, maka Dia tidak akan membiarkan Anda tetap seperti itu. Dia tidak akan membiarkan Anda menyia-nyiakan hidup Anda.

Tuhan memberi tahu kita dalam Yeremia 29:13, "Apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati,"

2. Akui dosa Anda

Yesaya 59: 2 mengatakan, "Tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu."

Pernahkah Anda berdoa dan merasa seolah-olah Tuhan berada berjuta km jauhnya atau seolah ada tembok penghalang antara Anda dengan Tuhan?

Bagaimana bisa? Dosa-dosa Anda telah memisahkan Anda dari Allah. Tetapi jika Anda merasa jauh dari Dia, tebak siapa yang pergi? Allah selalu ada di sana. Dia mengasihi Anda dengan tulus, dan Dia tetap menunggu Anda untuk mengakui dosa Anda sehingga Anda dapat kembali memiliki hubungan yang benar dengan Dia. 

3. Serahkan kendali hidup Anda. 

Alkitab berkata dalam 2 Korintus 3:18, "Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar."

Transformasi itu tidak terjadi dalam semalam. Tuhan akan bekerja di dalam Anda seumur hidup Anda. Tetapi untuk memulai proses tersebut, Anda harus mengambil keputusan untuk bertobat dan, "demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati" (Roma 12: 1).

Tuhan ingin dekat dengan Anda dan Dia berjanji bahwa ketika kita serius mencari Dia, maka kita tidak akan kecewa.

Renungkan hal ini: 
- Mengapa terkadang sulit untuk melepaskan hal-hal yang membuat Anda stres?
- Bagaimana dengan mengakui dosa kita, itu membuka pintu bagi pertumbuhan rohani dan mendekatkan kita kepada Yesus?
- Apa artinya menjadi "persembahan yang hidup"?


Bacaan Alkitab Setahun :
Maleakhi 4; Wahyu 21 - 22


Transformasi sejati terjadi ketika hati Anda bergerak dari mengutamakan kepentingan diri sendiri menjadi kepada mengutamakan kehendak Tuhan. Apakah Anda sudah mencapai titik tersebut?
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

| Senin, Desember 31, 2018 |

Tetapkan Empat Tujuan Berikut untuk Semakin Tumbuh Seperti Yesus

Efesus 5: 15-17 "Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan."

Apakah Anda ingin menjadi lebih sehat? Ingin lebih banyak beristirahat dan lebih sedikit stres? Apakah Anda ingin lebih dekat dengan Tuhan? Dengan orang lain?

Anda tidak hanya harus melakukan kebaikan, tapi Anda juga harus melakukannya dengan niat dan rencana. Anda harus menetapkan tujuan, dan kemudian berkomitmen untuk melaksanakannya setiap hari.

Alkitab mengatakan bahwa Yesus tumbuh dalam empat hal: "Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia" (Lukas 2:52).

Apabila Anda ingin menjadi seperti Yesus, maka Anda harus bertumbuh secara intelektual, fisik, relasional, dan spiritual. Saat Anda membaca keempat poin berikut, pikirkan satu tujuan yang akan Anda capai untuk diri Anda di setiap area pertumbuhan ini.

1. Tetapkan tujuan untuk pertumbuhan intelektual. 

Amsal 19: 8 mengatakan, "Siapa memperoleh akal budi, mengasihi dirinya; siapa berpegang pada pengertian, mendapat kebahagiaan." Anda tidak boleh berhenti belajar. Akal pikiran tidak boleh disia-siakan! Apa satu hal yang paling suka Anda pelajari? Itu tidak harus hal spiritual. Mungkin ada buku yang ingin Anda coba baca. Mungkin ada kelas yang ingin Anda ikuti. Mungkin Anda selalu ingin terpanggil untuk mempelajari bahasa lain. Sekaranglah saatnya untuk melakukannya!

2. Tetapkan tujuan untuk pertumbuhan fisik.

Alkitab berkata dalam 1 Korintus 6: 19-20, "Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!" Allah ingin Anda menghormati-Nya dengan tubuh Anda, sebab di sanalah Ia tinggal. Apa yang bisa Anda lakukan untuk menetapkan tujuan di area ini? Apa yang bisa Anda lakukan untuk menyehatkan tubuh Anda? Jangan membuat gol yang tidak realistis, sebab Anda hanya akan berakhir dengan kekecewaan. Anda mungkin perlu melakukan aktivitas fisik, seperti tidur lebih awal, mengubah kebiasaan makan, atau berjalan setelah istirahat makan siang.

3. Tetapkan tujuan dalam pertumbuhan sosial.

Filipi 1: 9 mengatakan, "Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian." Pelajaran terbaik yang bisa Anda pelajari ialah bagaimana caranya mengasihi Allah dan orang lain sebab itulah arti hidup ini! Apa yang perlu Anda lakukan untuk mengembangkan hubungan yang lebih kuat? Apakah Anda perlu bergabung dengan persekutuan kecil? Memulihkan hubungan? Menawarkan pengampunan atau meminta pengampunan? Mengundang teman baru untuk makan? Ingatlah untuk membuat tujuan yang spesifik.

4. Tetapkan tujuan untuk pertumbuhan rohani.

Alkitab berkata dalam 2 Petrus 3:18, "Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya." Saya mendapati dalam hidup saya bahwa tujuan terkecil yang saya tetapkan di area ini mendatangkan manfaat yang paling luar biasa. Tanyakan ini pada diri Anda, "Apa yang bisa saya lakukan untuk membuat sebuah perbedaan besar?" Bahkan hal terkecil sekalipun bisa membuat perbedaan besar. Apa yang selama ini Anda tunda-tunda lakukan yang berhubungan dengan pertumbuhan rohani Anda? Kerjakan hal itu dulu. 

Buatlah sebuah catatan kecil tentang tujuan Anda, dan kemudian tempelkan di kulkas atau di cermin Anda. Lihatlah itu setiap hari. Doakan itu. Baca itu kembali. Bagikan itu kepada rekan spiritual Anda. Gunakan tujuan-tujuan itu untuk membantu Anda mengenal Yesus lebih baik lagi dan untuk semakin tumbuh serupa dengan gambar-Nya.

"Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan" (Efesus 5: 15-17).

Renungkan hal ini:
- Luangkan waktu hari ini untuk duduk dan menuliskan setidaknya satu tujuan dari keempat area di atas. Pastikan tujuan-tujuan itu dijalankan dengan iman: yang terfokus, dapat dilaksanakan, sifatnya personal, dapat terukur, dan tulus.
- Siapa yang dapat mendorong Anda dan yang bisa membimbing Anda ketika Anda mengupayakan tujuan Anda?
- Dari keempat area di atas, mana yang selama ini Anda tunda-tunda lakukan untuk pertumbuhan rohani Anda? Mengapa?



Bacaan Alkitab Setahun :
Maleakhi 2; Wahyu 19


Kita diciptakan untuk menjadi serupa dengan Yesus Kristus, jadi mari kita jadikan Tuhan sebagai teladan pertumbuhan rohani kita.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)

| Sabtu, Desember 29, 2018 |

Kasih Mengubah Pekerjaan Menjadi Pelayanan

Titus 3:14 "Dan biarlah orang-orang kita juga belajar melakukan pekerjaan yang baik untuk dapat memenuhi keperluan hidup yang pokok, supaya hidup mereka jangan tidak berbuah."

Jika Anda seorang pengikut Yesus, cara Anda memperlakukan pekerjaan Anda haruslah benar-benar berbeda dari orang lain.

Alkitab mengatakan dalam Titus 3:14, "Dan biarlah orang-orang kita juga belajar melakukan pekerjaan yang baik untuk dapat memenuhi keperluan hidup yang pokok, supaya hidup mereka jangan tidak berbuah." Bagi orang Kristen, ada dua tujuan pekerjaan: untuk berbuat baik (yang disebut pelayanan) dan untuk memenuhi kebutuhan hidup (yang disebut produktivitas). Tuhan ingin Anda menjadi produktif dalam pekerjaan Anda, dan Dia ingin Anda melayani melalui pekerjaan Anda.

Bertahun-tahun lalu, salah satu buku terlaris di Amerika adalah The Dilbert Principle, yaitu sebuah buku tentang bisnis yang menggunakan berdasarkan ilustrasi komik Dilbert. Buku ini bercerita tentang seorang pria yang bekerja di kantor namun pada dasarnya ia tak berguna. Buku ini berisikan topik-topik seperti "Meremehkan Rekan Kerja Anda," "Mendapat Pujian atas Pekerjaan Orang Lain," "Melebih-Lebihkan Bakat Anda," dan "Menggunakan Komputer agar Terlihat Sibuk."

Yang membuat komik Dilbert sangat lucu (tidak terlalu lucu, jika dipikir-pikir) adalah itu benar-benar mendeskripsikan apa yang terjadi di tempat kerja kebanyakan. Banyak orang pada dasarnya hanya datang untuk menghabiskan waktu di tempat kerja. Mereka terus-menerus memperhatikan jam, menunggu hari itu selesai sehingga mereka bisa pulang. Mereka tidak menikmati pekerjaan mereka, dan tentu saja mereka tidak menghasilkan apa-apa.

Di sisi lain, ada buku berjudul Alkitab. Alkitab mengatakan Tuhan tidak ingin Anda hanya menghabiskan waktu dalam pekerjaan Anda. Dia ingin Anda menghargai kehidupan ini. Dia ingin Anda membuat dampak dengan hidup Anda. Dia ingin Anda terus memberi pengaruh positif kepada orang lain. 

"Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya" (Efesus 2:10).

Lalu, bagaimana caranya menjadikan pekerjaan Anda sebagai sebuah pelayanan? Alkitab berkata, "Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih!" (1 Korintus 16:14). Kunci untuk mengubah pekerjaan Anda menjadi sebuah pelayanan bukanlah apa yang Anda lakukan, tetapi bagaimana Anda melakukannya. Ketika Anda melakukan pekerjaan Anda dengan sikap yang penuh kasih, maka itu mengubah pekerjaan yang biasa-biasa saja — terlepas dari apa pun pekerjaan Anda— menjadi sebuah pelayanan.

Renungkan hal ini:
- Menurut Anda, apakah Tuhan memberi Anda pekerjaan Anda sebagai sebuah anugerah dan kesempatan untuk melayani Dia? Bagaimana kebenaran ini tercermin dari sikap Anda atas pekerjaan Anda?
- Mengapa sikap yang fokus pada pelayanan di tempat kerja menarik perhatian orang lain? Bagaimana hal itu membuat Anda menonjol dalam pekerjaan Anda?
- Apa saja cara praktis yang bisa Anda pakai untuk menunjukkan kasih Allah di tempat kerja Anda hari ini?



Bacaan Alkitab Setahun :
Maleakhi 1; Wahyu 18


Kita diselamatkan untuk melayani. Kita diciptakan untuk melakukan pelayanan! Apa pun pekerjaan Anda, Tuhan ingin Anda menggunakannya untuk membantu orang lain. Kita melayani Tuhan dengan melayani orang lain.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

| Jumat, Desember 28, 2018 |

Jadilah Seorang Motivator di Tempat Kerja

1 Tesalonika 5:11 "Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu seperti yang memang kamu lakukan." 

Bila Anda ingin menonjol di tempat kerja, satu sifat akan membuat Anda lebih unggul dibanding orang lain: Jadilah seorang motivator. Jika Anda dikenal sebagai motivator di tempat kerja Anda, maka Anda akan berada di puncak, karena amat sulit mencari dorongan semangat di zaman ini.

Kita hidup dalam budaya yang begitu negatif, di mana kekecewaan tampaknya menjadi sebuah bentuk humor favorit. Orang-orang terus-menerus direndahkan dan dipermalukan di tempat kerja. Mereka dikritik dan difitnah. Maka ketika ada seseorang datang dan berkata, "Kerja bagus!" Itu membuat satu perbedaan yang luar biasa.

Sayangnya, di kebanyakan tempat kerja, berita atau gosip menyebar dengan kencang dan terang-terangan sehingga itu membuat para karyawan tidak penting lagi bagi perusahaan. Yang terpenting adalah pekerjaan mereka. Satu-satunya hal yang mereka hargai adalah apa yang karyawan mereka hasilkan.

Namun Allah memanggil kita untuk menyampaikan pesan yang sebaliknya. Dia tak hanya menciptakan rekan kerja Anda— Dia telah mati untuk mereka! Sebesar itulah berartinya mereka buat Allah. Ketika kita menguatkan rekan kerja kita— bahkan mereka yang tidak sepaham dengan kita atau yang sulit bergaul dengan kita atau yang benar-benar membuat kita gila — kita pun sepantasnya berkata, "Anda penting buat Tuhan, dan Anda juga penting buat saya."

Berikut ini tiga cara untuk mendorong semangat orang lain:

Dengarkan mereka. Alkitab berkata, "Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus" (Galatia 6: 2). Salah satu hadiah terbesar yang bisa Anda berikan kepada orang lain ialah telinga yang memperhatikan. Saat Anda mendengarkan, Anda seolah berkata, "Anda penting. Saya menghargai apa yang Anda katakan. Saya menghargai diri Anda. "Setiap kali Anda sungguh-sungguh mendengarkan orang lain di tempat kerja, artinya Anda sedang melayani mereka.

Gunakan kata-kata positif. Efesus 4:29 mengatakan, "Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia." Tuhan ingin kita, sebagai orang percaya, untuk menjadi pembangun manusia, bukan orang yang memanfaatkan orang lain. Sebagian besar dunia ini dipenuhi dengan orang-orang yang senang memanfaatkan yang lain. Tetapi ketika Anda mengucapkan kata-kata positif penyemangat kepada orang lain dan Anda membangun semangat mereka, artinya Anda sedang melayani.

Doakan mereka. Alkitab berkata dalam 2 Korintus 1:11, "Karena kamu juga turut membantu mendoakan kami, supaya banyak orang mengucap syukur atas karunia yang kami peroleh berkat banyaknya doa mereka untuk kami." Buatlah daftar doa untuk orang-orang yang bekerja dengan Anda. Selipkan itu ke dalam Alkitab Anda, berdoalah secara teratur untuk mereka, dan perhatikan apa yang terjadi di kantor Anda atau di tempat kerja Anda. Tetapi jika Anda ingin melihat mereka berubah, Anda harus memberitahu mereka. Saya mendorong Anda untuk memberitahu mereka bahwa Anda sedang mendoakan mereka dan bertanya kepada mereka apa yang ingin mereka doakan. Bahkan orang yang yang tak percaya sekalipun menghargai orang yang berdoa untuk mereka. Setiap kali Anda melakukannya, Anda tengah membangun jembatan dimana melalui jembatan itu Anda bisa melayani sesama. 

Renungkan hal ini:
- Siapakah yang akan Anda dorong semangatnya minggu ini? Cara spesifik apa yang akan Anda pakai untuk menguatkan orang tersebut?
- Bagaimana Anda bisa bekerjasama dengan orang Kristen lainnya di tempat kerja Anda untuk melayani bersama-bersama dan memotivasi sesama rekan kerja Anda?
- Bagaimana Anda bisa melakukan kebiasaan hanya menggunakan kata-kata yang akan membangun sesama di tempat kerja Anda?


Bacaan Alkitab Setahun :
Zakaria 11-12; Wahyu 16


Jadilah terang dan garam dunia yang memberikan pengaruh positif pada orang lain dimana pun Anda berada.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

| Kamis, Desember 27, 2018 |

Luangkan Waktu untuk Melayani di Tempat Kerja

Galatia 6: 3 "Sebab kalau seorang menyangka, bahwa ia berarti, padahal ia sama sekali tidak berarti, ia menipu dirinya sendiri."

Allah tidak kagum dengan status Anda. Dia kagum dengan pelayanan Anda. Galatia 6: 3 mengatakan, "Sebab kalau seorang menyangka, bahwa ia berarti, padahal ia sama sekali tidak berarti, ia menipu dirinya sendiri."

Anda berada di Bumi untuk melayani. Apabila Anda ingin menjadikan pekerjaan Anda sebagai sebuah pelayanan, Anda harus bersedia memberikan bantuan dalam prakteknya– Anda bisa membatu orang dengan ratusan cara. Beberapa tahun lalu seseorang memulai pelayanan di gereja kami, kami menamakannya Kita Membantu Kita. Jadi, kami hanya perlu membantu orang lain di lingkungan rumah kami sesuai dengan bidang keahlian atau minat kami, bisa dalam hal perbaikan rumah, pipa saluran air, berkebun, membersihkan rumah, perbaikan mobil, sampai akuntansi keuangan.

Membantu orang lain tidak perlu rumit. Cukup gunakan apa yang Anda tahu caranya untuk membantu orang lain. Itu dinamakan pelayanan! Ini benar adanya, apalagi jika sudah menyangkut soal pekerjaan dan rekan kerja Anda.

Yesus berkata, "Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang" (Matius 20:28).

Sudah menjadi sifat manusia untuk ingin dilayani. Saya ingin dilayani. Saya ingin orang-orang datang membantu saya. Saya ingin orang-orang melakukan sesuatu buat saya. Namun kenyataannya, pertanda seorang Kristen ialah keinginan untuk melayani. Roh Kristus adalah roh melayani dan roh rela berkorban. 

Siapa orang di kantor Anda atau di tempat kerja Anda yang sedang berada dalam kemelut? Ambil bagian untuk menolong mereka. Itulah artinya menjadi seorang Kristen! Ada orang-orang di sekitar Anda yang sedang terluka. Di balik senyum mereka, mereka tengah kesakitan karena beban berat atau luka yang harus mereka pikul. Tuhan ingin Anda menjadi orang yang mengangkat mereka dan yang memperlihatkan kepada mereka kasih-Nya.

Anda mungkin berkata, "Tapi saya juga punya masalah. Saya pun punya banyak hal yang harus dikerjakan. Saya punya target yang harus saya capai. Saya tidak punya waktu untuk pelayanan." Bila Anda tak punya waktu untuk membantu orang lain, maka hidup Anda sudah terlalu egois. Sesederhana itu. Tuhan tidak menempatkan Anda di muka bumi ini hanya untuk hidup buat diri Anda sendiri. Jika Anda terlalu sibuk untuk pelayanan, artinya Anda terlalu sibuk.

Menjadi seorang Kristen berarti menerima orang lain dengan tulus, menguatkan orang tanpa henti, dan membantu orang dengan bersemangat. Tuhan ingin kita membantu sesama.

Renungkan hal ini: 
- Siapa seseorang yang Anda kenal yang membutuhkan bantuan Anda di minggu ini atau bahkan hari ini? Apa yang akan Anda lakukan?
- Terkadang dengan semudah menelepon menjadi sebuah bantuan yang dibutuhkan seseorang. Siapa yang akan terdorong oleh kata-kata penuh pengharapan Anda hari ini? Jangan menundanya lagi.
- Jika Anda merasa terlalu sibuk untuk melayani, luangkan waktu untuk menilik jadwal kegiatan Anda. Hal-hal kurang penting apa yang menghabiskan waktu Anda yang sebenarnya bisa Anda pakai untuk hal-hal yang lebih penting?


Bacaan Alkitab Setahun :
Zakaria 11-12; Wahyu 16


Setiap kesempatan yang terbuka untuk membantu sesama merupakan cara untuk menunjukkan kasih Allah. 
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

| Rabu, Desember 26, 2018 |

Janji Allah atas Kepedihan Natal

Yoel 2:13 "Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada TUHAN, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya."

Kita biasanya memiliki sebuah gambaran ideal dan romantis tentang hari-hari menjelang Natal pertama.

Kita melihat kartu Natal dan drama Natal, dan kita menganggap hari-hari tersebut bebas dari stres. Namun itu jauh berbeda dari yang dirasakan orang-orang yang ada pada Natal pertama.

Natal pertama tidak dimulai dengan hari-hari yang menyenangkan bagi sebagian besar dari mereka yang terlibat. Berita bahwa Yesus akan datang membuat semua orang stres.

- Maria bingung dan khawatir. Malaikat surga memberitahunya bahwa ia akan melahirkan Anak Allah. Dia tak tahu apa yang akan terjadi dengan nasib pertunangannya. Masa depannya tampak suram.
- Yusuf terluka dan patah hati. Tunangannya memberitahunya bahwa dia hamil. Yusuf merasa terluka dan tertipu.
- Para gembala ketakutan. Mereka melihat sebuah cahaya terang dan menyaksikan malaikat muncul entah dari mana.
- Orang-orang Majus kelelahan. Mereka telah menempuh perjalanan jauh untuk menemui Yesus. Mereka butuh istirahat. 

Anda mungkin berada pada situasi yang sama di Natal kali ini. 

Anda mungkin sedang merasa bingung, terluka, takut, atau lelah.

Apa yang ingin dikatakan dari kisah Natal ini kepada Anda?

Mereka semua punya satu kesamaan: Mereka berbalik kepada Tuhan.

Alkitab mengatakan, "Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada TUHAN, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya" (Yoel 2:13).

Di Natal pertama itu, masing-masing individu berpaling kepada Allah. Mereka semua mengandalkan-Nya untuk menolong mereka di tengah waktu sulit. 

Allah ada di sana untuk Maria, Yusuf, para gembala, dan orang-orang Majus. 

Dia ada di sana untuk Anda juga. 

Renungkan hal ini: 
- Pada saat ini, karakter manakah yang dijelaskan di atas yang paling mendeskripsikan keadaan Anda saat ini dan mengapa?
- Apa yang menghalangi Anda untuk berpaling kepada Allah terlepas dari masalah yang Anda hadapi?
- Bagaimana Anda dapat membantu orang lain yang tengah terluka di musim Natal ini? 


Bacaan Alkitab Setahun :
Zakaria 10; Wahyu 15


Apa pun yang Anda alami saat ini, Allah menyayangi Anda. Ketika Anda berbalik kepada-Nya, Dia tidak akan berpaling dari Anda.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

| Rabu, Desember 26, 2018 |

Juruselamat Anda yang Lembut namun Berkuasa

Yesaya 40: 28-29 "Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya. Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya."

Tahukah Anda bahwa ribuan tahun sebelum Anda dilahirkan, Allah tahu persis apa yang Anda butuhkan?

Allah tahu Anda membutuhkan kekuatan ekstra sehingga Anda tidak menyerah. 

Allah tahu Anda membutuhkan Juruselamat perkasa sehingga seluruh galaksi ini tak bisa menandingi-Nya. 

Allah tahu Anda membutuhkan Juruselamat yang begitu lembut dan perhatian sehingga Anda datang kepada-Nya selama masa kesakitan dan penderitaan Anda. 

Berabad-abad sebelum kelahiran Yesus, nabi Yesaya bernubuat bahwa Allah akan mengirim Puteranya ke Bumi. Itu 700 tahun sebelum hari Natal pertama.

Dia memberi tahu kita bahwa Juruselamat kita itu berkuasa dan personal— dan kuasa-Nya kuat untuk menyelamatkan kita, tetapi Dia juga lembut dan penuh belas kasih. 

Yang paling mengesankan, Allah memberi tahu kita bahwa Yesus akan memiliki hubungan pribadi dengan kita.
Sungguh prediksi yang luar biasa.

Allah memberi tahu kita akan hal ini dalam Yesaya 40:
"Hai Sion, pembawa kabar baik, naiklah ke atas gunung yang tinggi! Hai Yerusalem, pembawa kabar baik, nyaringkanlah suaramu kuat-kuat, nyaringkanlah suaramu, jangan takut! Katakanlah kepada kota-kota Yehuda: "Lihat, itu Allahmu!" Lihat, itu Tuhan ALLAH, Ia datang dengan kekuatan dan dengan tangan-Nya Ia berkuasa. Lihat, mereka yang menjadi upah jerih payah-Nya ada bersama-sama Dia, dan mereka yang diperoleh-Nya berjalan di hadapan-Nya. Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati" (Yesaya 40: 9-11).

Sekali lagi, Yesaya bukan hanya bernubuat tentang kelemahlembutan Yesus, tetapi juga tentang kekuatan-Nya yang sungguh besar.

"Sesungguhnya, bangsa-bangsa adalah seperti setitik air dalam timba dan dianggap seperti sebutir debu pada neraca. Sesungguhnya, pulau-pulau tidak lebih dari abu halus beratnya" (Yesaya 40:15).

Kemudian Yesaya mengajarkan bahwa Allah itu melihat individu, dan dia mengajarkan kita tentang kedatangan Yesus dalam kehidupan kita sehari-hari.

"Arahkanlah matamu ke langit dan lihatlah: siapa yang menciptakan semua bintang itu dan menyuruh segenap tentara mereka keluar, sambil memanggil nama mereka sekaliannya? Satupun tiada yang tak hadir, oleh sebab Ia maha kuasa dan maha kuat. Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya. Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya" (Yesaya 40:26, 28-29).

Saya tidak tahu masalah apa yang tengah Anda hadapi di Natal hari ini. Saya tidak tahu beban apa yang sedang Anda tanggung. Saya tidak tahu kesedihan atau ketakutan atau kecemasan atau kebingungan apa yang mungkin Anda rasakan saat ini, tetapi saya tahu ini.

Pencipta Anda ada untuk Anda — dengan kekuatan seperti tsunami dan kelembutan seorang bayi, yang lahir di palungan 2.000 tahun yang lalu.

Renungkan hal ini: 
- Pikirkan sebuah masalah yang selama ini Anda hadapi dalam hidup Anda yang membutuhkan kuasa Tuhan. Bagaimana itu membuat Anda lebih dekat dengan Dia?
- Bagaimana dengan memahami kelembutan Allah penting buat Anda di masa-masa sulit?
- Bagaimana rasanya tahu bahwa Allah sudah tahu kebutuhan Anda jauh sebelum Anda dilahirkan dan oleh karena itu, Dia mengirimkan Yesus untuk memenuhi apa yang Anda butuhkan?


Bacaan Alkitab Setahun :
Zakaria 9; Wahyu 14


Tuhan punya hati yang lembut untuk mengerti pergumulan kita dan tangan yang penuh kuasa untuk mengatasinya.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

| Selasa, Desember 25, 2018 |

Ketika Anda Menengadah Keatas, Keadaan akan Menjadi Lebih Baik

Mazmur 8: 3-4, 9 "Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan: apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi!"

Kita semua pernah mendengar ungkapan "Keadaan akan menjadi lebih baik." Tapi apa artinya itu? Masalah Anda akan berkurang, dan kesempatan Anda akan terbuka lebih. 

Di Natal kali ini saya ingin Anda mengingat sebuah kebenaran penting: Keadaan Anda akan mulai membaik ketika Anda mulai menengadah ke atas, berseru kepada Tuhan.

Singkat kata, keadaan Anda akan membaik ketika Anda berhenti memandanginya, dan mulai memandang Tuhan.

Berkali-kali dalam Alkitab, kita melihat ungkapan ini: "Arahkanlah pandanganmu." Ini cara lain untuk berkata, "Lihatlah ke atas. Alihkan pandanganmu dari dirimu sendiri, menuju Tuhan."

Allah mengatakannya kepada Musa. Dia juga mengatakannya kepada Abraham. Yesus mengatakannya kepada para pengikut-Nya. 

Ada sebuah sajak lama: "Dua orang pria memandang keluar dari balik jeruji penjara. Yang satu memandangi lumpur, yang lainnya memandangi bintang-bintang." Artinya, satu narapidana menunduk ke bawah kepada keputusasaan, tetapi yang lain memandang ke atas kepada harapan. 

Anda pun diberikan pilihan yang sama, dan saya harap Anda memilih untuk memandang bintang-bintang. Tuhan menciptakan setiap bintang di langit. Dan bintang-bintang itu ialah bintang yang sama yang bersinar di malam Yesus dilahirkan 2.000 tahun yang lalu — Raja Daud pun melihat bintang yang sama 1.000 tahun sebelumnya, ketika ia menulis kata-kata ini: "Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan: apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi!" (Mazmur 8: 3-4, 9).

Ketika kita menengadah ke atas dan melihat seberapa besar kasih Allah, itu menyusutkan ukuran masalah kita. 

Renungkan hal ini: 
- Saat menghadapi masalah, mengapa lebih mudah untuk fokus pada masalah, ketimbang pada Tuhan?
- Bagaimana dengan melihat betapa hebatnya ciptaan Tuhan membuat masalah Anda terasa lebih kecil?
- Tindakan apa yang bisa Anda ambil minggu ini untuk memandang keindahan ciptaan Tuhan, sehingga Anda dapat mengalihkan fokus Anda dari masalah Anda? 



Bacaan Alkitab Setahun :
Zakaria 8; Wahyu 13


Masalah kita tidak pernah tampak sebesar atau seluas yang kita bayangkan jika dibandingkan dengan keagungan Allah. 
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

| Selasa, Desember 25, 2018 |

Tujuan Rohani adalah Tujuan yang Dijalankan dengan Iman

Filipi 4:13 "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku."

Tuhan akan membantu Anda dalam bidang apa pun yang Anda serahkan kepada-Nya— termasuk dalam hal manajemen waktu.

Untuk dapat memanfaatkan waktu Anda sebaik-baiknya, Anda harus percaya bahwa Tuhan akan membantu Anda jika Anda percaya kepada-Nya. 

Filipi 4:13 mengatakan, "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." Anda akan dikuasai oleh waktu, atau sebaliknya Anda yang akan menguasainya. Dan satu-satunya cara agar Anda bisa benar-benar mengendalikannya ialah dengan bantuan Kristus yang memberi Anda kekuatan.

Di sini kita tidak berbicara tentang memiliki pikiran positif, atau tentang motivasi diri, atau tentang psikologi cara menolong diri sendiri. Sebaliknya, Anda butuh lebih dari sekadar pemikiran positif. Anda membutuhkan pertolongan rohani untuk mengatur jadwal dan waktu Anda.

Iman merupakan faktor yang menentukan bagaimana Anda mengelola waktu Anda. Sesungguhnya, menetapkan tujuan ialah tentang iman. Anda harus percaya bahwa Tuhan akan membantu Anda mewujudkannya. Yesus berkata, "Jadilah kepadamu menurut imanmu" (Matius 9:29b).

Menetapkan tujuan iman ialah bagaimana Anda mengatur waktu Anda secara Alkitabiah. Berikut ini lima ciri-ciri dari tujuan yang dengan iman:

Fokus. Tujuan yang terfokus adalah tujuan yang spesifik. Tidak ada kata "kurang" atau "lebih" dalam tujuan yang terfokus, karena kedua kata tersebut tidak bisa diukur. Anda harus mengatakan, "Saya ingin melakukan ini pada tanggal ini."

Dapat dicapai. Tujuan yang dapat dicapai adalah mungkin di dalam iman. Bila Anda tidak memiliki iman yang cukup untuk percaya itu, maka jangan menetapkannya, karena Anda hanya membuang-buang waktu. Tujuan-tujuan yang tidak realistis hanya akan mematahkan semangat Anda.

Sifatnya pribadi. Itu artinya tujuan Anda adalah menyangkut diri Anda, bukan tentang orang lain. Anda tidak bisa menetapkan sebuah tujuan yang tidak bisa Anda kendalikan sendiri!

Dapat dilacak. Tujuan yang dapat dilacak dapat diukur. Anda dapat mengukur perkembangan Anda dan membuktikan bahwa Anda telah mencapainya.

Tulus. Anda harus merasa bersemangat dengan tujuan Anda. Jika Anda menetapkan tujuan yang tidak Anda sukai, Anda tidak akan bisa mencapainya.

Apakah Anda siap menetapkan tujuan-tujuan besar dan berani dengan iman? Mulailah mengelola waktu Anda dengan baik dengan membuat tujuan-tujuan yang terfokus, yang dapat dicapai, yang sifatnya pribadi, dapat dilacak, dan yang tulus. 

Renungkan hal ini:
- Apa sebuah tujuan yang telah Anda tetapkan untuk diri Anda sendiri? Apakah itu tujuan yang dengan iman?
- Mengapa penting untuk yakin bahwa tujuan Anda dapat dicapai?
- Bagaimana tujuan-tujuan Anda dapat berubah seandainya Anda lebih percaya sepenuhnya kepada Tuhan untuk membantu Anda mencapainya dan meminta bantuan-Nya dalam mengelola waktu Anda dengan lebih bijak?



Bacaan Alkitab Setahun :
Zakaria 7; Wahyu 12


Jika Anda tidak memiliki iman bahwa Anda akan sampai ke tujuan Anda, maka tidak akan mungkin Anda memiliki tujuan dalam hidup Anda
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

| Minggu, Desember 23, 2018 |

Cara Memanfaatkan Waktu Sebaik-baiknya

Galatia 6: 5 "Sebab tiap-tiap orang akan memikul tanggungannya sendiri."

Kita semua mendapatkan jumlah waktu yang sama setiap minggu: 168 jam. Perbedaan antara orang yang menjadikan hidup mereka berguna dengan yang tidak ialah bagaimana mereka mengatur waktu mereka. Tuhan ingin menggunakan hidup Anda dengan cara-cara yang luar biasa. Dia menempatkan Anda di planet ini agar Anda memenuhi rancangan-Nya. Namun kebanyakan orang tidak mengalami memiliki kehidupan yang berguna sebab mereka tidak menyediakan waktu mereka untuk Tuhan di dalam jadwal mereka. Mereka begitu sibuk dengan agenda mereka, mereka tidak pernah belajar bagaimana mengatur waktu mereka. Jika Anda ingin dipakai oleh Tuhan, Anda harus mengatur waktu Anda dengan baik.

Alkitab mengatakan dalam Mazmur 90:12, "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana." Perhatikan, dikatakan bahwa manajemen waktu harus dikuasai. Mengapa? Karena sebagian besar dari kita pada dasarnya tidak pandai mengatur waktu. Pada dasarnya kita senang membuang-buang waktu. Pada dasarnya kita menghabiskannya untuk hal-hal yang tak penting.

Kita harus belajar caranya menggunakan waktu dengan bijak. Selama beberapa hari ke depan, kita akan melihat beberapa prinsip dasar untuk membantu Anda memiliki pemahaman yang lebih baik dalam kalender kegiatan Anda, sehingga Anda dapat memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.

Untuk dapat memanfaatkan waktu Anda dengan baik, Anda harus bertanggung jawab atas waktu Anda.

Itu langkah pertama. Artinya Anda harus berhenti mengeluh tentang seberapa banyak pekerjaan yang harus Anda selesaikan, dan seberapa banyak pekerjaan yang belum Anda selesaikan, dan betapa kerasn Anda telah bekerja dan betapa stresnya Anda. Beigitu Anda melakukannya, artinya Anda baru saja membuat pilihan yang cerdas. Berhentilah bersungut-sungut, dan mulailah membuat pilihan cerdas. 

Pilihan Anda mengendalikan agenda kegiatan Anda jauh dibanding keadaan dan permasalahan Anda. Mungkin Anda tak menyukai apa yang Anda lakukan saat ini, namun Anda memilih untuk sibuk. Anda tak bisa mengubah keadaan Anda sampai Anda mulai mengubah pilihan Anda. Alkitab berkata dalam Galatia 6: 5, "Sebab tiap-tiap orang akan memikul tanggungannya sendiri."

Ada tiga tipe orang di dunia ini: penuduh, pencari alasan, dan pemilih.

Para penuduh adalah orang-orang yang menyalahkan orang lain atas masalah mereka. Mereka terus-menerus menuduh orang lain sebagai penyebab dari ketidakbahagiaan hidup mereka.

Para pencari alasan tidak menyalahkan orang lain. Mereka hanya membuat alasan mengapa mereka tidak berbuat lebih banyak dengan kehidupan mereka dan mengapa mereka tidak bahagia. Mereka mengatakan pada diri mereka sendiri kebohongan rasional yang kedengarannya bagus — dan kemudian mereka percaya pada kebohongan itu. Ketika para pencari alasan ini ingin menunda-nunda pekerjaan, alasan apa pun akan digunakan. 

Tuhan ingin Anda menjadi para pemilih. Dia ingin Anda memikul tanggung jawab atas hidup Anda. Anda memilih untuk sedekat dengan Tuhan seperti yang Anda inginkan. Anda memilih untuk menjadi matang secara rohani seperti yang Anda inginkan. Anda memilih untuk menjadi bahagia seperti yang Anda inginkan. Anda memilih untuk menjadi disiplin seperti yang Anda inginkan. Anda memilih untuk menjadi sibuk seperti yang Anda inginkan. Pilihan ada di tangan Anda!

Berhentilah mengeluh tentang seberapa banyaknya pekerjaan yang harus Anda lakukan dan seberapa letihnya Anda sepanjang waktu atau bagaimana orang lain mempengaruhi jadwal Anda. Mulailah memikul tanggung jawab atas waktu Anda, dan buatlah pilihan-pilihan cerdas yang akan membantu Anda memanfaatkan waktu yang telah diberikan Tuhan dengan sebaik-baiknya. 

Renungkan hal ini:
- Pikirkan tentang jadwal Anda minggu ini. Berapa banyak hal yang harus Anda kerjakan oleh karena keadaan Anda, dan berapa banyak hal yang harus Anda kerjakan karena pilihan Anda?
- Pilihan-pilihan apa yang bisa Anda ambil hari ini yang akan mendatangkan lebih banyak manfaat buat Anda?
- Apakah Anda condong sebagai seorang penuduh atau seorang pembuat alasan? Bagaimana itu mempengaruhi cara Anda mengatur waktu Anda?


Bacaan Alkitab Setahun :
Zakaria 6; Wahyu 11


Anda tidak akan berhasil dalam hidup ini bila Anda menghabiskan seluruh hidup Anda dengan memaklumi diri Anda sendiri atau menuduh orang lain.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

| Jumat, Desember 21, 2018 |

Hikmat Adalah Karunia

Kolose 2: 2-3 "Supaya hati mereka terhibur dan mereka bersatu dalam kasih, sehingga mereka memperoleh segala kekayaan dan keyakinan pengertian, dan mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus, sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan."

Bagaimana Anda memperoleh hikmat? Apakah tiba-tiba di suatu hari Anda memutuskan untuk mengumpulkan hikmat yang Anda butuhkan? Apakah Anda membuat resolusi Tahun Baru untuk menjadi bijak? Biasanya tidak.

Inilah bedanya pengetahuan dengan hikmat: Pengetahuan berasal dari pendidikan. Hikmat atau kebijaksanaan berasal dari Tuhan. Untuk mendapatkan pengetahuan, Anda mencari dan mempelajarinya. Untuk mendapatkan hikmat, Anda memintanya. 

Pengetahuan berasal dari nalar dan pikiran. Hikmat berasal dari wahyu. 

Yakobus 1: 5a mengatakan, "Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah," Hikmat adalah karunia dari Allah. Dan Dia adalah Tuhan yang murah hati. Dia suka memberi hadiah kepada anak-anak-Nya.Yang harus Anda lakukan ialah memintanya!

Alkitab berkata dalam Kolose 2: 2-3, "Supaya hati mereka terhibur dan mereka bersatu dalam kasih, sehingga mereka memperoleh segala kekayaan dan keyakinan pengertian, dan mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus, sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan." Semuanya itu ada di dalam diri satu Peibadi, Yesus Kristus. Jika Anda menginginkan hikmat Allah, Anda harus memiliki Yesus di dalam hidup Anda. Anda harus mengundang Dia masuk ke dalam hidup Anda dan katakan, "Yesus, bantulah orang lain melalui tanganku. Kasihilah orang lain melalui hatiku. Dan tanamkanlah hikmat-Mu ke dalam pikiranku."

Dalam hal apa Anda memerlukan hikmat? Dalam pernikahan Anda? Anak-anak Anda? Dalam pekerjaan Anda? Dalam hubungan Anda dengan sesama? Langkah pertama untuk memilikinya ialah dengan menerima keselamatan melalui Yesus Kristus dan mengundang Dia masuk ke dalam hidup Anda. Kemudian, setiap hari mintalah hikmat kepada-Nya, jadikanlah membaca Firman Tuhan sebagai prioritas, dan tetaplah bersekutu dengan orang Kristen lainnya. Mengapa? Sebab ibarat besi yang ditajamkan dengan besi, teman yang bijak juga menajamkan sesama teman. Orang menjadi bijak karena orang-orang di sekeliling mereka.

Berdoalah:
"Tuhan, aku membutuhkan hikmat-Mu dalam hubunganku. Tolong aku untuk tidak berkompromi dengan kejujuranku dalam setiap hubungan yang kupunya. Tolong aku untuk tidak melawan kemarahan orang lain. Bantu aku untuk tidak mengucapkan atau melakukan sesuatu hanya untuk membalasnya. Tolong aku untuk tidak menjatuhkan perasaan orang lain, melainkan untuk menghormati mereka, terlepas dari apakah aku setuju atau tidak dengan pendapat mereka. Tolong aku untuk tidak bersikap defensif dan mengkritik saran orang lain, melainkan bersikap bijak dan bersedia mendiskusikan perbedaan pendapat dengan mereka. 

"Tolong aku untuk tidak menekankan kesalahan orang lain, tetapi untuk memperlihatkan belas kasih, karena aku membutuhkan belas kasih mereka juga. Tolong aku untuk tidak mengungkit-ungkit kesalahan masa lalu orang lain atau hal-hal yang sudah lewat di antara kami. Tolong aku untuk tidak menutup-nutupi kelemahanku. Aku mau belajar untuk terbuka dan jujur. Tuhan, berikanlah aku hikmat dari-Mu dan bekerjalah di dalam dan melalui hidupku setiap hari untuk mengambil keputusan yang bijak dalam setiap hubungan yang kubina dengan orang lain."

Jika Anda belum memiliki hubungan dengan Kristus, saya mengundang Anda untuk berdoa:

"Ya Tuhan Yesus, aku tidak mengerti segala hal, tetapi ada lubang di hatiku yang kutahu hanya bisa diisi oleh-Mu. Aku tahu bahwa aku diciptakan untuk Engkau kasihi dan untuk memiliki hubungan dengan-Mu. Hari ini aku ingin melangkahi garis pemisah itu dan hendak membangun hubungan itu. Masuklah ke dalam hidupku dan hatiku. Aku ingin menjadi bagian dari keluarga-Mu, gereja-Mu. Aku ingin memberikan hidupku untuk membantu orang lain yang membutuhkan-Mu dan untuk menyatakan kasih-Mu kepada mereka. Aku ingin menjalani kehidupan yang bijak, dimana aku tahu aku bisa melakukannya hanya dengan menempatkan Engkau di pusat kehidupanku. Terima kasih atas karunia keselamatan-Mu dan karena telah mengasihiku. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin."



Bacaan Alkitab Setahun :
Zakaria 5; Wahyu 10


Pengetahuan adalah sesuatu yang Anda pelajari. Hikmat adalah sebuah karunia.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

| Kamis, Desember 20, 2018 |

Jika Anda Bijaksana, Anda Tak Akan Menyembunyikan Kelemahan Anda

Yakobus 3:17 "Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik."

Tandanya orang bijak ialah mereka tidak berusaha menyembunyikan kelemahan mereka.

Alkitab mengatakan hikmat yang sejati tidak memihak dan tidak munafik." Dua kata tersebut dalam bahasa Yunani terdengar "munafik," namun arti sesungguhnya itu bertujuan untuk alasan yang baik: "tanpa kemunafikan" dan "tidak ditutup-tutupi."

Teater Yunani seringkali hanya menampilkan beberapa aktor yang memainkan banyak peran berbeda dalam satu juduk pertunjukan. Mereka akan memegang topeng di depan wajah mereka untuk setiap peran yang berbeda. Satu orang bisa menggunakan lima atau enam topeng yang berbeda di setiap babaknya. Orang tersebut, aktor tersebut, dinamakan sebagai seorang "munafik."

Jika Anda bijak, Anda tidak palsu. Anda tidak memakai topeng dan mencoba menjadi orang lain dan bukan diri Anda sendiri. Anda haruslah asli dan otentik. Anda sama seperti apa yang dilihat orang lain! Anda tidak berusaha mencapai kesempurnaan atau berpura-pura seakan Anda sempurna. Anda sadar akan kelemahan Anda, dan Anda tidak mencoba menyembunyikannya.

Amsal 28:13 mengatakan, "Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi." Konyol apabila Anda berpura-pura sempurna padahal tidak ada seorang pun yang sempurna.

Bila Anda tidak mau mengakui kelemahan Anda, maka Anda hanya tahu tentang kelemahan Anda sendiri! Kita melihat kelemahan masing-masing sepanjang waktu dan kebanyakan orang begitu gemar mencari kelemahan orang lain namun kita sendiri tidak mau memperlihatkan kelemahan kita. 

Jika Anda bijak, Anda tidak akan menyembunyikan kelemahan Anda. Orang menghargai kejujuran — ketika Anda berterus terang tentang keadaan Anda, itu membantu orang-orang yang Anda ajak bicara menjadi lebih terbuka, karena mereka mungkin tengah bergumul dengan kekurangan yang sama dengan Anda.

Renungkan hal ini: 
- Kelemahan apa yang tengah Anda coba sembunyikan dari orang lain? Apakah menurut Anda orang-orang dalam hidup Anda belum menyadarinya?
- Apakah mencoba menyembunyikan kelemahan Anda akan mempengaruhi kesehatan fisik dan emosional Anda?
- Mengapa Alkitab mengatakan Anda tidak akan pernah berhasil menyembunyikan dosa Anda?



Bacaan Alkitab Setahun :
Zakaria 4; Wahyu 9


Ketika Anda mulai memberi tahu orang lain tentang kelemahan Anda, mereka tidak akan terkejut. Mereka sudah mengetahuinya. 
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

| Rabu, Desember 19, 2018 |

Hikmat Memperlihatkan Belas Kasih, bukan Penghakiman

Yakobus 3:17 "Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik." 


Apakah Anda menghukum orang setiap kali mereka membuat kesalahan? Apakah Anda memaklumi orang, atau apakah Anda terus mengejar mereka karena kesalahan mereka? Apakah Anda terus mengungkit kesalahan mereka bahkan ketika mereka sudah meminta maaf?

Sekelompok teman lama bertemu di sebuah konvensi yang diadakan di suatu hotel. Mereka duduk-duduk mengobrol di lobby hotel hingga larut malam. Mereka tahu istri mereka akan marah karena mereka sedang menunggu di kamar. Ketika mereka saling melirik satu sama lain di kemudian hari, salah satu dari mereka berkata, "Waktu saya masuk ke kamar tadi malam, saya diceramahi oleh istri saya. Maksudmu, dia marah dengan histeris?" Pria itu berkata, "Istri saya mengatakan semua kesalahan yang pernah saya buat."

Alkitab mengatakan bahwa hikmat itu "penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik." Itu juga dikatakan dalam Amsal 17: 9, "Siapa menutupi pelanggaran, mengejar kasih, tetapi siapa membangkit-bangki perkara, menceraikan sahabat yang karib." Jika Anda bijak, jangan mengungkit-ungkit kesalahan orang lain. Lepaskanlah! Inilah yang dinamakan berbelas kasih: Anda memberi orang lain apa yang mereka butuhkan, bukan apa yang sepantasnya mereka dapatkan. Anda tidak mengingat-ingat kesalahan mereka, Anda tidak menggarisbawahi kesalahan mereka. Anda tidak menghakimi mereka. Justru sebaliknya, Anda mendukung mereka.

"Buah-buah yang baik" artinya tindakan yang baik. Anda tidak hanya menunjukkan simpati. Anda tidak hanya berkata, "Saya turut prihatin." Tetapi, Anda berbuat sesuatu. Anda mengambil tindakan. Anda adalah pelaku Firman.

Belas kasih selalu merupakan pilihan yang lebih baik ketimbang menghakimi, sebab itu menunjukkan bahwa Anda telah mengerti tentang hikmat yang berasal dari surga.

Renungkan hal ini:
- Apa artinya "menekankan" kesalahan seseorang?
- Mengapa menekankan kesalahan orang lain dan terus mengungkitnya begitu menggoda untuk dilakukan? 
- Apa sajakah cara agar Anda bisa berbelas kasih dan memperlihatkan "buah-buah yang baik" pada orang lain?


Bacaan Alkitab Setahun :
Zakaria 3; Wahyu 8


Orang bijak tidak fokus pada kesalahan orang lain.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

| Selasa, Desember 18, 2018 |

Jangan Defensif

Yakobus 3:17 "Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik."

Setelah seorang pendeta menyampaikan khotbah pertamanya di gerejanya yang baru, seorang pria berjalan ke arahnya dan berkata, "Pak pendeta, khotbah Anda payah." Si pendeta berusaha bersikap bijak, mencoba terbuka dengan pernyataan orang itu, kemudian ia bertanya, "Apa yang tidak Anda suka tentang khotbah tadi?" Pria itu menjawab, "Pertama-tama, Anda hanya membacanya. Kedua, Anda membacanya dengan buruk. Ketiga, itu tidak pantas untuk dibacakan." Setelah dia pergi, seorang pria lain muncul di belakangnya dan berkata kepada si pendeta," Jangan dengarkan Jim, si pria tua itu. Dia hanya mengulangi apa yang ia dengar dari orang lain."

Apakah Anda orang yang selalu memakai akal sehat Anda? Bolehkah anak-anak Anda beradu argumen dengan Anda? Alkitab mengatakan jika Anda bijak, Anda menggunakan akal sehat Anda. Anda terbuka akan saran dari orang lain. Orang bijak tidak membalas amarah orang lain, tidak mengecilkan perasaan mereka, dan tidak mengkritik saran mereka. Sebagian besar dari kita terlalu sensitif. Jika seseorang memberi saran, kita menganggapnya sebagai kritikan yang sifatnya subjektif dan kita bersikap defensif atau membela diri sendiri. Tetapi sebaliknya, orang bijak dapat belajar dari siapa pun!

Orang bijak tidak defensif. Mereka tidak keras kepala. Mereka terbuka untuk kritik dan saran. Mereka mau mendengarkan dan belajar. Yakobus 3:17 mendeskripsikan hikmat sebagai "tunduk," tetapi arti sesungguhnya dari kata tersebut yaitu untuk menjadi bijak, mau dengar-dengaran, dan terbuka untuk ide dan saran. Hikmat itu memungkinkan adanya tukar pendapat. 

Jika sesuatu benar, dengarkan dan belajarlah dari situ. Namun jika itu salah, abaikan saja dan lupakan. "Jalan orang bodoh lurus dalam anggapannya sendiri, tetapi siapa mendengarkan nasihat, ia bijak" (Amsal 12:15).

Renungkan hal ini: 
- Apakah Anda menganggap diri Anda orang yang bijak? Apakah anggota keluarga Anda setuju dengan Anda? Bagaimana dengan rekan kerja Anda?
- Apakah Anda lebih cenderung bersikap defensif, atau dengan senang hati mau mendengarkan ketika Anda tidak setuju dengan orang lain? Mengapa Anda berpikir begitu?
- Apa pelajaran paling penting yang sudah Anda pelajari dari sesederhana mendengarkan orang lain?



Bacaan Alkitab Setahun :
Zakaria 2:6-13; Wahyu 7


Pakailah telinga Anda untuk mendengarkan nasihat dan menyimpan teguran.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

| Senin, Desember 17, 2018 |

Orang Bijak Menghindari Argumen

Yakobus 3:17 "Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik."


Pernahkah Anda bertemu seseorang yang selalu berdebat dan suka cari ribut? Saya pernah mendengar tentang seorang pria yang begitu argumentatif dan hanya percaya kepada mereka yang sepakat dengannya. 

Orang bijak berusaha menjaga keharmonisan. Yakobus 3:17 mengatakan bahwa hikmat yang sejati adalah damai sejahtera. Jika Anda bijak, Anda tidak membalas kemarahan orang lain. Alkitab juga mengatakan dalam Amsal 20: 3, "Terhormatlah seseorang, jika ia menjauhi perbantahan, tetapi setiap orang bodoh membiarkan amarahnya meledak."

Anda hanya bisa menghindari perselisihan jika Anda tahu terlebih dahulu apa penyebabnya. Berikut ini tiga penyebab perselisihan:

1. Membandingkan. Apakah Anda pernah menggunakan ungkapan, "Kau sama saja seperti… "Atau "Kenapa kau tidak bisa seperti dia… "Atau "Waktu aku seusiamu…?" Jika Anda kerap berkata seperti itu, Anda menyulut perkelahian. 

2. Menghakimi. Di sini letak kesalahan Anda: "Ini semua salahmu," "Kau seharusnya malu," "Kau selalu" atau "Kau tidak pernah," "Kau seharusnya…" atau "Kau tidak seharusnya…," itu semua merupakan ungkapan-ungkapan yang tak ada manfaatnya. Ada sebuah ungkapan, "Anda bisa mengubur seluruh pernikahan dengan menggali sedikit demi sedikit namun sering." Dan hal ini juga berlaku untuk hubungan lainnya mana pun. 

3. Berselisih. William James pernah berkata, "Kunci hikmat dan kebijaksanaan adalah tau apa yang harus dilupakan." Anda harus belajar memaafkan! Beberapa perkara tidak sepadan untuk dipertengkarkan. 

Jika Anda ingin bijak dalam hubungan Anda, jangan membalas amarah orang lain. "Orang yang sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan" (Amsal 14:29).

Renungkan hal ini: 
- Kapan terakhir kali Anda menggunakan salah satu ungkapan yang disebutkan dalam renungan kita hari ini? Apa akibatnya?
- Apa keluhan-keluhan kecil yang sebenarnya bisa Anda pilih untuk Anda abaikan dalam hubungan Anda dengan orang lain?
- Selain menghindari tiga penyebab konflik di atas, bagaimana Anda dapat secara aktif berusaha menjaga keharmonisan dalam hubungan Anda?


Bacaan Alkitab Setahun :
Zakaria 2:1-5; Wahyu 6


Introspeksi diri kita. Jika kita menasihati dengan kasih, maka tidak akan ada bantahan argumen.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

| Minggu, Desember 16, 2018 |

Vmix

| Sabtu, Desember 15, 2018 |

Berjalan dengan Aman di dalam Hikmat

Yakobus 3:13 "Siapakah di antara kamu yang bijak dan berbudi? Baiklah ia dengan cara hidup yang baik menyatakan perbuatannya oleh hikmat yang lahir dari kelemahlembutan."

Pernahkah Anda perhatikan bagaimana akal sehat tidak begitu lazim digunakan banyak orang? Banyak orang pintar tidak terlalu bijak. Mereka mungkin berpendidikan tinggi, namun tidak punya hikmat. Mereka mungkin punya gelar pendidikan yang panjang, namun mereka gagal dalam menjalin hubungan dengan orang lain.

Yakobus 3:13 mengatakan bahwa hikmat adalah sebuah gaya hidup: "Siapakah di antara kamu yang bijak dan berbudi? Baiklah ia dengan cara hidup yang baik menyatakan perbuatannya oleh hikmat yang lahir dari kelemahlembutan."

Hikmat bukan tentang apa yang Anda ucapkan dengan bibir Anda tetapi apa yang Anda lakukan dengan hidup Anda — bukan tentang kata-kata Anda tetapi tentang karya Anda- bukan soal berapa banyak diploma yang Anda punya tetapi tentang watak Anda.

Bagaimana Anda bisa tahu apakah Anda bijak dalam hal berhubungan dengan orang lain? Alkitab mencantumkan karakteristik orang-orang bijak dalam Yakobus 3:17 "Tapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik."

"Kudus" berarti tidak berubah dan otentik. Dalam 1 Yohanes 3: 3 kata ini digunakan untuk menggambarkan karakter Kristus. Itu artinya Anda memiliki integritas. Jika Anda bijak, Anda tidak akan berbohong kepada orang lain, menipu mereka, memanipulasi mereka, atau membohongi mereka. 

Semua hubungan dibangun di atas kepercayaan dan rasa hormat. Jika Anda tidak jujur, siapa yang akan percaya Anda? Siapa yang akan menghormati Anda? Anda harus memiliki integritas dalam hidup Anda.

"Siapa bersih kelakuannya, aman jalannya, tetapi siapa berliku-liku jalannya, akan diketahui" (Amsal 10: 9). Mereka tidak takut ketahuan, sebab mereka tidak berkata hal yang berbeda kepada yang satu, lalu berbeda kepada yang lain. Ada ungkapan, "Tidak ada seorang pun yang punya cukup memori untuk bisa berbohong setiap saat." Pada akhirnya orang itu akan keceplosan. Tetapi jika Anda memiliki integritas dan kejujuran, Anda dapat berjalan dengan aman dan percaya diri dalam relasi Anda dengan orang lain, karena Anda tahu Anda tidak pernah membohongi mereka.

Orang yang bijak tidak berkompromi dengan integritas mereka, sebab mereka tahu bahwa dengan memiliki integritas adalah satu-satunya cara untuk mempertahankan hubungan yang sehat.

Renungkan hal ini: 
Apakah Anda menganggap diri Anda orang yang bijak? Mengapa atau mengapa tidak?
Apa bedanya pengetahuan dan hikmat?
Mengapa penting untuk memiliki integritas dan kejujuran meski dalam hal- hal kecil dalam berhubungan dengan orang lain dan bukan hanya dalam hubungan dengan orang terkasih?



Bacaan Alkitab Setahun :
Zakaria 1:18-21; Wahyu 5


Hikmat tidak ada hubungannya dengan kecerdasan Anda, tapi berkaitan dengan hubungan Anda dengan orang lain dan dengan karakter Anda. 
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

| Sabtu, Desember 15, 2018 |

Hadapi Ketakutan Anda Sehingga Anda Dapat Menyelesaikan Sesuatu

Pengkhotbah 11: 4 "Siapa senantiasa memperhatikan angin tidak akan menabur; dan siapa senantiasa melihat awan tidak akan menuai." 

Rasa takut adalah akar dari semua keraguan— takut membuat kesalahan, takut gagal, takut mempermalukan diri sendiri, takut membuat komitmen yang tak bisa Anda pegang, takut ditertawakan atau ditolak orang lain. Selalu ada rasa takut yang membuat Anda ragu.

Kita tidak suka mengakui bahwa kita takut, alhasil kita mencari alasan. Musa mengatakan, "Saya tidak pandai berbicara." Gideon berkata, "Saya terlalu muda." Abraham berkata, "Saya terlalu tua."

Apa alasan Anda? 

Tuhan punya mimpi untuk hidup Anda, dan Yesus Kristus ingin menjadi pusat hidup Anda. Anda mungkin berkata, "Saya tidak punya waktu. Saya tidak punya uang. Saya tidak punya pengalaman. Saya tidak punya pendidikan tinggi. Saya tidak punya keahlian. Kalau saja saya menikah. Kalau saja saya belum menikah. Kalau saja saya lebih tua atau lebih muda atau tinggal di negara lain, dilahirkan di tahun tertentu." 

Alkitab berkata dalam Pengkhotbah 11: 4, "Siapa senantiasa memperhatikan angin tidak akan menabur; dan siapa senantiasa melihat awan tidak akan menuai." Perfeksionisme melumpuhkan potensi yang Anda punya. 

Namun Tuhan selalu menggunakan orang-orang yang tidak sempurna di tengah situasi yang tidak sempurna untuk menjalankan kehendak-Nya. Selalu. Jika Anda sedang menunggu orang yang sempurna itu datang, mereka tidak akan datang. Jika Anda sedang menunggu keadaan berubah, atau melupakan hal-hal tertentu terlebih dulu sebelum Anda benar-benar berkomitmen kepada Kristus, maka itu tak akan terjadi. Komitmen dasar kehidupan harus dibuat di tengah-tengah pergumulan hidup itu. Hidup harus tetap berjalan.

Apa penangkal rasa takut? Iman. Roma 8:31 mengatakan, "Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?" Anda harus mempercayakan rasa takut Anda kepada Tuhan dan mulai bergerak meskipun ada masalah, ketakutan, dan keraguan.

Jika Tuhan memberi Anda sebuah mimpi dan Anda tahu itu kehendak-Nya, ambillah keputusan dan bergeraklah melawan rasa takut. Laut Merah Ia belah, manna Ia sediakan; begitu pun dengan hubungan Anda dengan orang lain, dengan masalah Anda, dengan keuangan Anda, atau apa pun itu. 

Saya mengajak Anda untuk melakukan sesuatu yang besar dengan hidup Anda demi Yesus. Jangan sia-siakan hidup Anda. Jangan hidup yang biasa-biasa saja. Jangan hanya hidup. Buatlah keputusan-keputusan yang akan menentukan depan Anda.

Renungan hari ini:
- Keputusan apa yang harus Anda buat hari ini, terlepas dari rasa takut yang terus melumpuhkan Anda?
- Apa janji-janji di dalam Alkitab yang memotivasi Anda tentang bagaimana Allah menghargai mereka yang percaya dan taat kepada-Nya, bahkan waktu kita memiliki keraguan atau ketakutan?
- Bagaimana perfeksionisme menahan Anda (atau seseorang yang Anda kenal) untuk mengambil keputusan penting?



Bacaan Alkitab Setahun :
Zakaria 1:7-17; Wahyu 4


Rasa takutlah yang membuat Anda tidak dapat mengambil keputusan yang Anda tahu Tuhan ingin Anda buat.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

| Jumat, Desember 14, 2018 |

Apa Artinya Belas Kasih

Yakobus 3:17 "Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik."

Belas kasih bagaikan sebuah berlian; ia memiliki banyak sisi. Berikut ini adalah tujuh aspek belas kasih yang perlu Anda praktikkan, karena saya jamin jika Anda mau belajar menjadi orang yang berbelas kasih, itu akan mengubah hubungan Anda dengan orang lain. 

1. Belas kasih artinya bersabar dengan kekurangan orang lain. 
Bagaimana Anda bisa memiliki kesabaran lebih untuk anak-anak Anda, pasangan, atau teman-teman Anda? Alkitab mengatakan dalam Yakobus 3:17, "Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik." Semakin bijak Anda, semakin sabar dan berbelas kasih Anda.

2. Belas kasih artinya membantu siapa pun di sekitar Anda yang tengah terluka.
Anda tak dapat mengasihi sesama seperti diri Anda sendiri tanpa adanya belas kasih. Amsal 3:27 mengatakan, "Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." Tetapi Tuhan tidak sekadar memperhatikan apa yang Anda lakukan. Dia memperhatikan sikap Anda: "Jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita" (Roma 12: 8).

3. Belas kasih artinya memberi orang lain kesempatan kedua.
Ketika seseorang menyakiti kita, kita biasanya ingin membalas dendam kepada orang tersebut. Tetapi Alkitab berkata, "Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu" (Efesus 4: 31-32).

4. Belas kasih artinya berbuat baik kepada mereka yang menyakiti Anda.
Belas kasih artinya memberi orang lain apa yang mereka butuhkan, bukan apa yang pantas mereka dapatkan. Kenapa kita harus melakukannya? Sebab itulah yang dilakukan Tuhan kepada Anda: "Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati" (Lukas 6: 35-36).

5. Belas kasih artinya bersikap baik kepada mereka yang menyakiti Anda.
Anda harus lebih tertarik untuk memenangkan hati orang lain kepada Kristus daripada memenangkan argumen Anda. Yudas 1: 22-23 mengatakan, "Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu, selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api. Tetapi tunjukkanlah belas kasihan yang disertai ketakutan kepada orang-orang lain juga, dan bencilah pakaian mereka yang dicemarkan oleh keinginan-keinginan dosa."

6. Belas kasih artinya membangun jembatan kasih kepada mereka yang sulit dikasihi. 
Inilah apa yang saya sebut kemurahan hati yang tulus, karena Anda dengan sengaja membangun persahabatan dengan orang-orang yang tidak memiliki teman atau yang tidak diterima di tempat kerja atau di masyarakat.
Ketika orang-orang Farisi mempertanyakan mengapa Yesus makan bersama para pemungut cukai dan orang-orang yang terbuang, Yesus berkata, "Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa" (Matius 9: 13b).

7. Belas kasih artinya menghargai hubungan ketimbang peraturan.
Roma 13:10 mengatakan, "Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat." Jika Anda ingin menunjukkan belas kasih, utamakan mereka ketimbang peraturan, tempatkan apa yang mereka butuhkan ketimbang prosedur. Tempatkan hubungan Anda dengan mereka ketimbang regulasi. Pilih kasih ketimbang hukum atau peraturan. 
Bagaimana Anda akan menunjukkan belas kasih yang tulus kepada orang-orang di sekitar Anda hari ini?



Bacaan Alkitab Setahun :
Zakaria 1:1-6; Wahyu 3


Sebagaimana Yesus membuktikan kasihNya yang tidak terbatas untuk Anda, demikianlah Anda harus membuktikannya pada orang lain.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

| Kamis, Desember 13, 2018 |

Belajar Berempati

1 Petrus 3: 8 "Dan akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati," 

Anda tak akan pernah bisa hidup harmonis dengan istri Anda, suami Anda, teman Anda, atau siapa pun itu jika tidak ada rasa empati. Anda tak akan pernah bisa memiliki sebuah tim tanpa tahu apa yang tengah terjadi dengan satu sama lain. Itulah mengapa ketika orang bekerja bersama di kantor, mereka mungkin bisa bekerjasama, tetapi mereka bukan dikatakan sebuah tim apabila mereka tak tahu apa yang terjadi dalam kehidupan masing-masing. 

Bila Anda hendak membangun sebuah tim yang terdiri dari teman Anda atau rekan kerja Anda atau persekutuan kecil Anda, maka Anda harus membangun dan melibatkan rasa empati ke dalamnya. Lalu bagaimana caranya Anda menjadi orang yang berempati?

1. Perlambat. 
Karena budaya kita mengajarkan kita untuk bergerak cepat, itu menyebabkan kita menjalin hubungan dengan sesama yang hanya sebatas lalu. Itu artinya Anda mencapai titik tertinggi tapi melewatkan detil kehidupan orang-orang yang paling Anda sayangi. Yakobus 1:19 mengatakan, "Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah;"

2. Bertanya.
Amsal 20: 5 mengatakan, "Rancangan di dalam hati manusia itu seperti air yang dalam, tetapi orang yang pandai tahu menimbanya." Kebanyakan orang menyimpan perasaan mereka dengan erat dan tidak secara otomatis menceritakan keadaan mereka kepada orang lain. "Saya baik-baik saja" itu jawaban yang standar, tetapi itu tidak begitu memberitahu Anda apa yang tengah mereka rasakan. 

Jika Anda bertanya, "Apa kabar?" dan mereka menjawab, "Baik-baik saja," begini caranya mendapatkan lebih banyak respon dari mereka: Belajar bertanya pertanyaan yang sama dua kali. Begitulah cara Anda mengembangkan empati. Berhenti sejenak dan kembali bertanya, "Maksud saya, bagaimana kabarmu?"

Hal lain yang dapat Anda lakukan ialah belajar untuk berlama-lama. Itu artinya jangan takut akan keheningan. Diam di sana, kemudian ajukan pertanyaan Anda dan jangan takut untuk duduk berlama-lama di sana dan menunggu orang tersebut menjawab pertanyaan Anda. Jangan langsung masuk ke agenda Anda. Dengarkan saja dan pelajari mereka.

3. Tunjukkan emosi Anda.
Alkitab mengatakan dalam Roma 12:15, "Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!" Empati lebih dari sekadar berkata, "Saya turut berduka." Itu sama seperti berkata, "Saya berduka dengan Anda." Anda bersedia menangis bersama mereka, dan juga bersedia bersukacita bersama mereka.

Hanya ada satu cara untuk Anda menjadi seempatik itu – teruslah penuhi diri Anda dengan Allah. Jika tangki iman Anda kosong, maka Anda tak akan bisa menjadi empatik sama sekali. Oleh sebab itu, diri Anda harus tetap dipenuhi dengan Tuhan. 

"Dan akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati," (1 Petrus 3: 8).


Bacaan Alkitab Setahun :
Hagai 1; Wahyu 1


Rasa empati itu begitu penting karena itu memenuhi dua kebutuhan terdalam yaitu : kebutuhan untuk dipahami dan kebutuhan agar perasaan kita disepakati.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

| Selasa, Desember 11, 2018 |

Apa yang Bisa Salah

Amsal 22: 3 "Kalau orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka."

Adalah bodoh jika kita mengharapkan yang terbaik tapi tidak bersiap untuk yang terburuk.

Salomo mengungkapkan gagasan ini dalam Alkitab: "Kalau orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka" (Amsal 22: 3). Orang bijak tahu bahwa akan ada masalah di dalam keputusan apa pun yang mereka buat, dan sebab itu mereka mempersiapkannya.

Bahkan Alkitab tahu tentang Hukum Murphy: Jika apa saja bisa salah, maka itu akan terjadi. Anda tidak bisa mengabaikan masalah, sebab masalah tidak akan mengabaikan Anda! Persoalan tak bisa dielakkan. Itu bagian dari kehidupan. Orang bijak tidak akan menyangkal kenyataan itu. Orang bijak bersiap-siap untuk menghadapinya dengan bertanya pada diri mereka sendiri, "Apa yang bisa salah? Dan apa yang akan terjadi jika ini terjadi?"

Ini artinya Anda tak perlu ragu tentang Kekristenan, karena Kristus sudah merancangkan jauh sebelum Anda membuat keputusan untuk ikut Dia. Seandainya seseorang memberi tahu saya kebenaran ini, saya mungkin akan memutuskan untuk ikut Kristus lebih cepat. Saya masih belum mengerti banyak hal yang ada di dalam Alkitab. Selama hidup kita, kita akan menyelesaikan semua masalah dan semua keraguan yang menghadang dengan iman.

Anda tak perlu mengatasi segala keraguan Anda. Anda juga tak perlu menyelesaikan masalah sebelum Anda membuat sebuah keputusan. Namun, untuk menjadi orang yang bijak, Anda harus mengambil keputusan di dalam iman dengan memahami bahwa masalah pasti akan datang, dengan mempersiapkan diri untuk menghadapinya dan dengan mempercayakan Tuhan untuk memperlengkapi Anda dengan apa pun yang Anda perlukan untuk menghadapi mereka.

Renungkan hal ini:
- Mengapa dengan mencoba menyelesaikan semua masalah sebelum Anda membuat keputusan rasanya membuat kita tak mampu? Dalam hal apa Anda melakukan ini dalam hidup Anda — menyangkut dengan keputusan besar atau kecil?
- Bagaimana iman memungkinkan kita untuk bergerak maju dengan keputusan yang telah kita buat? 
- Mengapa Tuhan ingin Anda mengharapkan yang terbaik dari segala situasi bahkan meskipun Anda telah mempersiapkan diri untuk menghadapai masalah?



Bacaan Alkitab Setahun :
Zefanya 3; III Yohanes - Yudas


Banyak hal yang terjadi diluar kuasa dan kemampuan kita, oleh karena itu percayakan hidup Anda pada Tuhan.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

| Selasa, Desember 11, 2018 |

Ada Harga yang Harus Dibayar Dalam Setiap Keputusan

Amsal 20:25 "Suatu jerat bagi manusia ialah kalau ia tanpa berpikir mengatakan "Kudus", dan baru menimbang-nimbang sesudah bernazar."

Anda hanya punya sejumlah hari selama hidup Anda. Setiap kali Anda menghabiskan satu menit dari hidup Anda untuk sesuatu, artinya Anda memberikan satu bagian kecil hidup Anda. Anda tidak akan pernah mendapatkan kembali satu menit yang sudah hilang. 

Itulah mengapa ada harga yang harus dibayar dalam setiap keputusan. Setiap keputusan akan mengorbankan waktu, uang, energi, reputasi, bakat, atau keahlian Anda. Akan selalu ada investasi yang harus Anda buat. 

Amsal 20:25 mengatakan, "Suatu jerat bagi manusia ialah kalau ia tanpa berpikir mengatakan "Kudus", dan baru menimbang-nimbang sesudah bernazar." Memutuskan sesuatu tanpa mempertimbangkannya membuat janji tanpa memikirkannya, membuat komitmen tanpa terlebih dahulu memperhitungkan konsekuensinya adalah sebuah jerat. Kami bahkan mengatakan hal ini ketika orang-orang yang datang ke Gereja Saddleback dan yang sedang mempertimbangkan untuk memberikan hidup mereka kepada Kristus. Kami memberi tahu mereka untuk meluangkan waktu untuk membuat keputusan yang tepat. Saya yakin bahwa bila mereka dengan tulus mempertimbangkan janji-janji Kristus serta segala keuntungan yang Dia tawarkan, jika mereka menaruh iman mereka kepada-Nya, maka mereka akan membuat keputusan yang tepat.

Salah satu aturan hidup adalah selalu lebih mudah untuk masuk daripada keluar. Lebih mudah untuk menjalin hubungan daripada keluar. Lebih mudah berhutang daripada keluar. Lebih mudah menulis jadwal Anda daripada menjalaninya.

Ada pengorbanan dan konsekuensi dari setiap keputusan. Pertimbangkanlah dengan seksama. 

Renungkan hal ini:
- Setiap keputusan memiliki harga yang harus dibayar. Bagaimana selama ini Anda memandang fakta ini di dalam hidup Anda? 
- Mengapa kadang sulit menjawab tawaran seseorang dengan "Saya akan mengabari Anda kembali"?
- Bagaimana selama ini, setelah Anda memperhitungkan harga yang harus dibayar mencegah Anda untuk mengambil keputusan yang salah? 



Bacaan Alkitab Setahun :
Zefanya 2; II Yohanes


Manfaatkan waktu dengan bijaksana, waktu adalah harta yang sangat berharga yang diberikan Tuhan untuk manusia secukupnya tidak kurang, tidak lebih.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

| Senin, Desember 10, 2018 |

Tiga Langkah untuk Membuat Keputusan yang Bijak

Amsal 28:26 "Siapa percaya kepada hatinya sendiri adalah orang bebal, tetapi siapa berlaku dengan bijak akan selamat."

Kita cenderung membuat keputusan dengan sembrono, namun Alkitab memberi kita rencana yang sederhana, yang bisa kita aplikasikan untuk menangani banyak perkara secara berbeda-beda. Baik itu mengenai karier, pernikahan, keuangan, kesehatan, anak-anak, atau masa depan. Berikut ini tiga prinsip dalam Firman Allah untuk membuat keputusan yang bijak.

1. Berdoalah minta bimbingan Tuhan.

Sebelum Anda melakukan yang lain, cari tahu perspektif Allah dalam memandang masalah. Amsal 28:26 mengatakan, "Siapa percaya kepada hatinya sendiri adalah orang bebal, tetapi siapa berlaku dengan bijak akan selamat." Pernahkah Anda membuat keputusan bodoh yang menurut Anda adalah keputusan terbaik pada saat itu? Kita semua mendapatkan insting, tetapi itu hanya- sebuah perasaan. Itu bukan berasal dari Tuhan. Itu berasal dari apa yang Anda makan tadi malam atau bisa jadi hanya ide-ide yang muncul di benak Anda. Anda perlu sesuatu yang lebih besar ketimbang sekadar intuisi, firasat, atau "saya pikir." Anda membutuhkan kebenaran mutlak yang menjadi dasar keputusan Anda. Anda membutuhkan bimbingan Tuhan, dan Anda mendapatkannya dengan berdoa dan memintanya kepada Tuhan.

2. Kumpulkan fakta-fakta. 

Menurut Departemen Tenaga Kerja, 90 persen bisnis baru mengalami kegagalan di tahun pertama, sementara mereka yang berhasil, 90 persen gagal di lima tahun berikutnya. Mengapa? Bisnis-bisnis tersebut berlandaskan pada apa yang saya sebut: antusiasme yang tidak terdidik. Mereka punya ide bagus, tetapi mereka tidak menggali fakta-fakta sebelum membuat keputusan.

Tidak ada kontradiksi antara iman dengan fakta, dan adalah hal bijak untuk mencari tahu semua yang Anda perlukan sebelum Anda membuat keputusan. Alkitab mengatakan dalam Amsal 13:16, "Orang cerdik bertindak dengan pengetahuan, tetapi orang bebal membeberkan kebodohan," dan dalam Amsal 18:13, "Jikalau seseorang memberi jawab sebelum mendengar, itulah kebodohan dan kecelaannya."

3. Mintalah saran.

Berbicaralah dengan seseorang yang pernah membuat keputusan serupa. Bicaralah dengan teman-teman yang mengenal kelemahan Anda. Belajarlah untuk meminta saran! Amsal 24: 6 mengatakan, "Karena hanya dengan perencanaan engkau dapat berperang, dan kemenangan tergantung pada penasihat yang banyak."

Belajar dari pengalaman adalah hal yang bijak, namun lebih bijak jika belajar dari pengalaman orang lain. Anda tidak punya waktu untuk mempelajari segala sesuatu dari pengalaman pribadi. Anda tidak punya waktu untuk memperbaiki semua kesalahan dalam hidup. Hidup ini terlalu singkat untuk kita mempelajari segala sesuatunya dengan cara coba-coba. Tetapi Anda dapat belajar dari kesuksesan orang lain, dan Anda dapat belajar dari kegagalan orang lain.

Renungkan hal ini:
- Manakah dari ketiga langkah dalam renungan kita hari ini yang kemungkinan besar akan terlewat oleh Anda dalam hal membuat keputusan? Mengapa?
- Siapa saja teman-teman dalam hidup Anda yang paling tahu kelemahan Anda dan yang tidak takut memberitahu Anda?
- Pikirkan sebuah keputusan besar yang Anda buat baru-baru ini. Bagaimana Anda tahu bahwa intuisi atau pemikiran Anda itu berasal dari Tuhan dan bukan dari Anda?


Bacaan Alkitab Setahun :
Zefanya 1; I Yohanes 4-5


Pikirkanlah, apakah keputusan Anda akan mendatangkan kebaikan bagi semua orang dan diri Anda sendiri? Apakah keputusan Anda hanya berdasarkan emosi sesaat ? Akan menyesalkah Anda 1tahun, 5tahun atau 10 tahun kedepan akan keputusan Anda hari ini?
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

| Minggu, Desember 09, 2018 |

Punya Mimpi? Ambillah Keputusan Sekarang

Yakobus 1: 7-8 " Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan. Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya."

Ketika Tuhan memberi Anda impian untuk hidup Anda, tiba-tiba mata Anda terbuka untuk melihat apa yang ingin Ia kerjakan di dalam Anda dan melalui Anda. Anda mulai mengerti bahwa Anda tidak tinggal di Bumi karena kebetulan semata. Anda mulai melihat rencana-Nya, tujuan-Nya.

Namun impian itu tak akan ada gunanya kecuali Anda bangun dan mengerjakannya. Anda harus mengambil langkah iman berikutnya: mengambil keputusan.

Kita cenderung menyukai para pemimpin yang bisa membuat keputusan dengan cepat. Tetapi kecepatan bukanlah hal terpenting. Lebih mudah membuat keputusan cepat, ketimbang membuat keputusan yang tepat. Anda tak memerlukan apa pun untuk membuat keputusan cepat, tetapi Anda butuh hikmat dan kebijaksanaan untuk membuat keputusan tepat.

Alkitab banyak berbicara tentang pengambilan keputusan. Yakobus 1: 7-8, misalnya, mengatakan, "Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan. Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya." Alkitab mengatakan bahwa hati yang bercabang membawa bencana dan kebimbangan menjauhkan Anda dari berkat Tuhan. Seseorang yang cara pengambilan keputusannya ditandai oleh ciri-ciri itu akan kesulitan dalam mengambil keputusan yang bijak. 

Bila Anda tidak bisa memutuskan apa yang benar-benar penting dalam hidup Anda, artinya Anda sedang menanam bibit malapetaka. Sebab Anda akan melewatkan berkat Allah atas hidup Anda dan karakter Anda tidak akan pernah bertumbuh. 

Keputusan kita menentukan masa depan kita. Pilihan kita menentukan apakah sifat-sifat kita akan bertumbuh atau malah hancur. 

Renungkan hal ini: 
- Impian apa yang telah Tuhan nyatakan atas hidup Anda?
- Keputusan apa yang selama ini ragu-ragu untuk Anda ambil, meski Anda tahu bahwa itu akan mendorong Anda maju dalam mewujudkan mimpi yang Tuhan berikan untuk Anda?
- Bagaimana dengan pilihan-pilihan Anda saat ini? Apakah itu mengembangkan atau malah merusak sifat Anda?



Bacaan Alkitab Setahun :
Habakuk 3; I Yohanes 1-3


Anda tidak akan pernah menjumpai impian Allah atas hidup Anda jika Anda belum menaklukkan tahap pengambilan keputusan ini.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

| Jumat, Desember 07, 2018 |

Tuhan Memberkati Mereka yang Berbagi Tentang Iman Mereka

Filemon 1: 6 "Dan aku berdoa, agar persekutuanmu di dalam iman turut mengerjakan pengetahuan akan yang baik di antara kita untuk Kristus."

Jika saja saya punya obat kanker tapi tidak memberitahu siapa pun, maka saya adalah orang yang jahat. Jika saja saya punya obat HIV/AIDS tapi tidak memberitahu siapa pun, maka saya pantas di penjara.

Tetapi kita, para pengikut Yesus punya kabar lain yang lebih penting yang harus kita wartakan. 

Kita tahu bagaimana masa lalu orang lain dapat diampuni, bagaimana orang lain dapat memiliki tujuan hidup yang benar, dan bagaimana mereka dapat memiliki rumah di surga.

Tuhan berkata jika kita ingin berkat-Nya, maka kita perlu menyebarkan pesan-Nya tersebut.

Paulus menulis dalam Filemon 1: 6: "Dan aku berdoa, agar persekutuanmu di dalam iman turut mengerjakan pengetahuan akan yang baik di antara kita untuk Kristus. 

Dengan kata lain, jangan merahasiakan iman Anda di dalam Yesus. Beritahu orang lain. Ajak mereka ke gereja. Berikan mereka Alkitab. Berikan mereka buku atau sumber-sumber lain tentang apa artinya mengikut Yesus.

Tuhan akan memberkati Anda ketika Anda melakukannya.

Kita semua punya peran yang berbeda. Anda mungkin bukan seorang pendeta. Anda mungkin bukan seorang misionaris. Namun, Anda dapat ambil bagian dalam mewartakan Kabar Baik itu — sekecil apa pun bagian Anda dalam pekerjaan surga, maka Allah akan memberikan Anda upah atasnya. 

Alkitab berkata, "Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama; dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri" (1 Korintus 3: 8).

Anggaplah seperti ini. Apabila Anda mewartakan pesan Yesus kepada orang lain dengan setia, itu artinya Anda sedang mempersiapkan diri Anda untuk menyambut sebuah hari yang luar biasa, hari ketika Anda tiba di surga. Bisakah Anda bayangkan seperti apa rasanya melihat orang-orang yang Anda wartakan tentang Firman Tuhan berada di surga?

Itulah berkat yang tak bisa Anda bandingkan dengan hal apa pun!

Renungkan hal ini:
- Apa bagian tersulit dalam berbagi tentang iman Anda kepada orang lain?
- Apa penghalang terbesar dalam berbagi tentang iman Anda secara lebih konsisten?
- Siapa yang akan berada di surga karena Anda?


Bacaan Alkitab Setahun :
Habakuk 2; II Petrus 1-3


Jangan malu dan egois untuk menyimpan kesaksian atas kuasa Tuhan dalam hidup Anda pada orang lain.
Hanya melalui perkataan Anda dan urapan Tuhan yang bekerja menyentuh hati orang lain, maka keselamatan dapat terjadi.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

| Kamis, Desember 06, 2018 |
Back to Top